Friday, November 18, 2011

Satu Planet Terlempar dari Tata Surya?

TEXAS, KOMPAS.com — Selama ini, astronom memercayai bahwa Tata Surya memiliki 4 planet raksasa, yakni Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa Tata Surya dengan 4 planet raksasa adalah janggal. Kemungkinan, Tata Surya memiliki 5 planet raksasa.

David Nesvorny dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, adalah ilmuwan yang mengungkapkan pendapat baru itu. Untuk sampai pada kesimpulannya, Nesvorny membuat 6.000 simulasi komputer yang menganalisis obyek di sekitar Neptunus dan kawah Bulan.

Berdasarkan analisis Nesvorny, Tata Surya hanya memiliki 2,5 persen kemungkinan menjadi seperti sekarang jika sejak awal hanya memiliki 4 planet raksasa. Sementara ada 10 kali lebih besar kemungkinan bagi Tata Surya menjadi seperti saat ini jika awalnya memiliki 5 planet raksasa.

Planet raksasa kelima itu dipercaya terlempar dari Tata Surya. Saat Tata Surya berusia 600 tahun, ada periode ketidakstabilan orbit planet. Ada planet yang berpindah ke Sabuk Kuiper, wilayah dekat Neptunus, dan ada yang berpindah ke dalam.

Jupiter yang memiliki pengaruh gravitasi kuat diketahui adalah salah satu biang keladinya. Orbit Jupiter bisa berubah tiba-tiba dan satu planet raksasa terlempar dari Tata Surya karenanya. Sementara planet-planet lain tetap bertahan.

Nesvorny mengatakan, "Kemungkinan Tata Surya memiliki lebih dari 4 planet raksasa dan melemparkan beberapa di antaranya, terkesan cocok dengan penemuan banyaknya planet yang ada di wilayah antarbintang, yang menunjukkan bahwa terlemparnya planet adalah hal yang umum."

Pada Space.com, Jumat (11/11/2011) lalu, Nesvorny mengatakan bahwa temuan ini memunculkan pertanyaan. Salah satunya tentang planet Mars dan planet Super Bumi, apakah mereka terbentuk di Tata Surya Luar (setelah orbit Mars) lalu tereliminasi.

Pendapat Nesvorny memang fantastis dan membuat orang tercengang. Namun, ia sendiri merasa bahwa pendapatnya masih harus diuji kebenarannya dengan serangkaian penelitian. Hasil analisis Nesvorny dipublikasikan di edisi online Astrophysical Journal Letters minggu lalu.

Monday, November 7, 2011

Logam Standar yang Disimpan

Logam standar yang disimpan International Bureau of Weight and Measure untuk menentukan 1 kilogram.
KOMPAS.com — Apa itu satu kilogram? Ini mungkin salah satu pelajaran paling membosankan dalam mata pelajaran Fisika di sekolah menengah. Namun, definisi 1 kg mungkin akan mengalami perubahan.
Sejak tahun 1889, kilogram telah didefinisikan sebagai massa logam standar yang disimpan International Bureau of Weight and Measure (BIPM–dalam bahasa Perancis) yang disimpan di Sevres, Paris.
Logam standar tersebut tersusun atas 10 persen iridium dan 90 persen platinum dan begitu dibanggakan. Logam itu disimpan di tiga gelas kaca di Pavilion de Breteuil.
Pada tahun 1992, logam itu ternyata berubah. Pengukuran menunjukkan bahwa massa logam tersebut telah berubah sebesar 50 mikrogram, setara dengan butir pasir berukuran 0,4 milimeter. "Sebenarnya, kami tidak yakin apakah itu bertambah atau berkurang," kata Alain Picard, Direktur Mas Department BIPM, seperti dikutip AFP, Minggu (6/11/2011).
"Perubahan mungkin disebabkan efek permukaan, kehilangan gas pada logam, atau kontaminan," kata Picard.
Perubahan telah memicu rasa penasaran di kalangan ilmuwan. Kilogram merupakan salah satu satuan standar (Satuan Internasional/SI) yang disepakati untuk mempermudah pengukuran massa suatu besaran. Satuan internasional lain misalnya meter untuk panjang.
Tak seperti SI lain, kilogram adalah satuan terakhir yang didefinisikan dengan material. SI selanjutkan didefinisikan dengan konstanta Planck yang ditemukan pada 1899. Kontansta Planck dilambangkan dengan "h". Konstanta tersebut merujuk pada paket energi terkecil, atau quanta, yang dipertukarkan oleh dua partikel.
Dengan berubahnya massa logam standar, para ilmuwan pada 21 Oktober 2011 dalam General Conference on Weights and Measures sepakat untuk mengubah acuan pengukuran kilogram.
Nantinya, kilogram tidak lagi diukur berdasarkan massa logam yang disimpan di Sevres, tetapi berdasarkan konstanta Planck. Namun, perubahan ini mungkin tak akan dilaksanakan sebelum 2014. Para ilmuwan akan melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk memastikan akurasi pengukuran hingga 20 bagian per miliar.
Lalu, jika nanti diaplikasikan, apakah kilogram akan berubah dan kita harus mengganti timbangan yang kita punya? Ilmuwan mengatakan, dalam keseharian, tidak akan ada perubahan apa pun. "Namun, perubahan akan memberi dampak pada pengukuran yang luar biasa akurat yang dilaksanakan oleh laboratorium yang sangat terspesialisasi," demikian press release konferensi seperti dikutip AFP.
Sumber :
AFP