Sunday, June 9, 2013
Huru-Hara Akhir Zaman
Dari: tabrani
Judul: [Itb] Huru-Hara Akhir Zaman
Tanggal: Sat, 08 Nov 2003 19:59:42 -0800
Assalamu'alaikum,
Percaya Nggak Percaya. Silakan masing-masing mengambil
hikmahnya dimana perlu. Saya sendiri percaya hadits-
hadits ini, walau tentu saya tidak tahu pasti kapan
tepatnya kejadian tersebut akan terjadi. Kumpulan tulisan
di bawah ini bukan dari saya pribadi, saya hanya mencermati,
mengumpulkan dan menyebarkannya, barangkali akan ada
gunanya.
Selamat menjalankan ibadah puasa!
Wassalamu'alaikum.
Tabrani
Isi Berita:
1. Cuplikan dari Buku "Huru-Hara Akhir Zaman",
2. Berita dari Republika edisi Jum'at, 7 Nov.2003
"Preview Atraksi Leonid" dan
"Malam November Yang Spesial".
3. Berita tentang gerhana-gerhana di tahun 2003 (NASA)
1) Dari buku "Huru-Hara Akhir Zaman" karangan
Amin Muhammad Jamaluddin (dosen Pascasarjana
Fakultas Dakwah dan Tsaqafah Islamiyah, Universitas
Al Azhar, Kairo)(Penerbit Aqwam, Juli 2003):
Halaman 97:
Keanehan-keanehan yang terjadi pada Ramadhan dan petaka-
petaka dahsyat pada bulan Syawwal, Dzulqaidah dan Dzulhijjah.
Al-Mahdi akan mumcul di bulan Muharram. Pada Ramadhan sebelum
kemunculannya, terlihat beberapa tanda-tanda nyata dan peristiwa-
peristiwa yang aneh di langit. Mula-mula terjadi guncangan,
kemudian muncul gelegar suara yang keras dan dahsyat, setiap
orang bisa mendengarnya, kemudian muncul bintang berekor yang
menerangi langit, kemudian matahari dan bulan mengalami gerhana.
Jika peristiwa-peristiwa diatas telah terjadi pada bulan Ramadhan,
maka pada bulan Syawal akan terjadi huru-hara (ma'ma'ah).
Kemudian pada bulan Dzulqaidah akan terjadi konflik antar suku
dan perselisihan antar negeri Islam. Kemudian pada bulan
Dzulhijjah, pada musim haji, akan terjadi perampokan terhadap para jama'ah
haji dan peperangan antar suku dan bangsa Islam, sehingga darah
mengalir di Jumrah 'Aqabah pada hari-hari Idul Adha di Mina.
Jika peristiwa di atas telah terjadi, maka Al-Mahdi muncul dan
dibaiat pada hari Asyura bulan Muharram.
Saya akan menyebutkan beberapa hadits mengenai hal ini yang
sebenarnya cukup banyak:
Nu'aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahwa
Rasulullah saw. bersabda:
"Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti
tiang yang bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada
bulan Dzulqa'idah terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para
jamaah haji dirampok, dan pada Muharram, tahukah apakah Muharram
itu?"
Rasulullah saw. juga bersabda:
"Akan ada suara dahsyat di bulan Ramadhan, huru-hara di bulan
Syawwal, konflik antar suku pada bulan Dzulqa'idah, dan pada
tahun itu para jamaah haji dirampok dan terjadi pembantaian
besar di Mina dimana banyak orang terbunuh dan darah mengalir
disana, sedangkan pada saat itu mereka berada di Jumrah Aqabah".
Beliau saw. juga bersabda:
"Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi
huru-hara di bulan Syawwal...". Kami bertanya: "Suara apakah,
ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Suara keras di pertengahan
bulan Ramadhan, pada malam Jum'at, akan muncul suara keras
yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri
jatuh terduduk , para gadis keluar dari pingitannya, pada
malam Jum'at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian
telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jum'at, masuklah
kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya,
sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian,
sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara
menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan
ucapkanlah: "Mahasuci Al-Quddus, Mahasuci Al-Quddus, Rabb kami
Al-Quddus!", karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat,
tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa".
Muhammad bin Ali berkata:
"Sesungguhnya, Al-Mahdi yang kita nantikan itu memiliki dua
mukjizat yang belum pernah terjadi semenjak Allah menciptakan
langit dan bumi, bulan mengalami gerhana pada malam pertama
bulan Ramadhan, sedangkan matahari mengalami gerhana pada
pertengahan bulan itu, dan kedua hal itu belum pernah terjadi
sejak Allah menciptakan langit dan bumi".
(diriwayatkan Daruquthni dalam sunan-nya).
2) Berita dari Harian Republika
Harian REPUBLIKA
Jumat, 07 Nopember 2003
Preview Atraksi Leonid
Pertunjukan I: Atraksi Perdana
Pertemuan pertama dengan meteor Leonid diperkirakan terjadi
pada tanggal 13 November pukul 17.17 GMT. Bumi bakal menerpa
hamparan debu angkasa yang dihasilkan oleh komet Tempel-Tuttle
tahun 1499sejauh 393 ribu kilometer. Hujan meteor ini dengan
leluasa dapat disaksikan oleh pengamat angkasa di Asia, Indonesia,
dan Australia.
Diperkirakan, hujan meteor ini akan mencapai puncaknya sebelum
matahari terbit di pagi tanggal 14 November. Saat langit malam
tampak cerah, tiap pengamat langit dapat melihat 100 atau lebih
Leonid per jamnya. Tetapi, temaram sinar bulan di awal pagi akan
sedikit memburamkan pandangan.
Kemungkinan besar, Leonid akan terlihat pucat. Rata-rata tiap
jamnya akan dihitung berdasarkan interval 15 menit. Sementara
aktivitas puncaknya diperkirakan tidak akan lebih lama dari
satu jam.
Pertunjukan II: Si Sibuk yang Pucat
Kesempatan kedua untuk menyaksikan sirkus meteor dari rasi
bintang singa ini jatuh pada tanggal 19 November. Peristiwa
ini berlangsung seminggu setelah atraksi pertama berakhir.
Bumi akan menerpa jarak 53 ribu kilometer jalur debu komet
yang tercipta tahun 1533 ini.
''Pada puncak ke duanya, akan muncul 30 Leonid per jam,''
ujar Esko Lyytinen, peneliti meteor asal Finlandia.
Jeremie Vaubaillon dari Institut de Mecanique Celeste et de
Calcul des Ephemerides di Prancis malah berpendapat akan
ada 100 meteor per jamnya. Pemandangan unik ini jelas terlihat
oleh masyarkat di bagian utara dan barat Amerika Selatan.
Selama pertunjukan II ini berlangsung, ada kabar baik dan
kabar buruk. Kabar baiknya, saat itu cahaya bulan tidak
mengaburkan pandangan. Kabar buruknya, kedua peneliti-
-Lyytinen dan Vaubaillon--percaya partikel meteor ini
ukurannya sangat kecil, sehingga kecil kemungkinan akan
terlihat oleh mata telanjang.
Pertunjukan III: Hujan Bola Api
Peter Jenniskens dari NASA Ames Reseach Center dan Hans Betlem
dari Dutch Meteor Society menyatakan kesempatan terbaik untuk
mengamati atraksi Leonid adalah saat aksi ke tiga berlangsung.
Saat itu, bumi melintasi <I>the Filament<I> alias sungai meteor.
Kira-kira, 50 meteor per jam atau satu meteor per menit akan
menghantam atmosfer. Kejadiannya mirip dengan hujan Perseid
namun dengan meteor yang lebih terang.
Aksi ketiga ini berlangsung selama 24 jam, lebih lama daripada
aksi-aksi sebelumnya. Puncak 'pesta kembang api' meteor ini akan
terjadi sekitar pukul 5.25 GMT dini hari tanggal 19 November.
Masyarkaat di barat Afrika, barat Eropa, tenggara Amerika
Serikat, dan timur Kanada beruntung dapat melihatnya lebih
jelas. rei/berbagai sumber
Harian REPUBLIKA
Jumat, 07 Nopember 2003
Malam November yang Spesial
Banyak fenomena alam yang terjadi selama bulan ini. Salah satu
yang sudah dan akan kembali terjadi adalah fenomena badai
matahari pekan lalu. Kantor Antariksa Jepang melaporkan mereka
kehilangan kontak dengan satelit pemantau lingkungan saat
badai itu terjadi.
Sebelumnya, aktifitas matahari ini memang disebut-sebut bakal
berpengaruh pada kerja satelit, radio komunikasi frekuensi
tinggi dan jejaring pembangkit listrik.
Namun, aktifitas matahari ini juga mengirimkan pemandangan
indah berupa aurora yang sangat spektakuler bentuknya.
Semburat cahaya merah hijau jingga terlihat jelas di langit
selatan Texas, Arizona, dan Alabama, Amerika Serikat.
Lalu, setelah berbinar indah September silam, Mars kembali
menebarkan pesonanya. Di bulan November ini, pecinta astronomi
dapat menyaksikan permukaan Mars beserta kabut putihnya.
Pemandangan menarik itu bisa diintip lewat teleskop.
Venus pun tidak ketinggalan memperindah angkasa. Planet yang
berada di belahan bawah tenggara horison ini akan tampil elok
di malam hari. Tepat di Hari Raya Idul Fitri mendatang,
25 November, Venus muncul 30 menit setelah matahari terbenam.
Planet terang ini akan berada persis di kanan atas bulan baru.
Sedangkan, Merkurius mulai dapat ditengok sesaat setelah hari
berganti petang. Planet mungil itu berada di kanan bawah Venus.
Sementara itu, langit pagi tidak kalah menarik untuk dipandangi.
Pagi merupakan waktunya Saturnus dan Jupiter beraksi. Meski
terbit pukul 20.00, Saturnus justru terlihat jelas selepas
tengah malam. Sedangkan, Jupiter baru muncul sekitar pukul
02.00 dini hari.
Tak hanya malam yang bertebar keindahan. Kita akan disuguhi
pemandangan menajubkan dan diajak bertasbih di awal pagi
18 November nanti. Meteor Leonid beratraksi di timur angkasa.
Meteor ini berasal dari konstalasi rasi bintang Leo.
Meteor ini letaknya berhadapan langsung dengan bumi.
Itu sebabnya ia mampu melintas cepat ke atmosfer bumi.
Kecepatannya mencapai 160 ribu mil per jam.
Kejadian ini termasuk peristiwa yang luar biasa. Sebab,
hujan meteor Leonid menciptakan badai meteor yang amat hebat,
seperti di tahun 1966 dulu. Kala itu di Pantai Barat terjadi
badai 150 meteor per jam.
Meteor Leonid terbentuk dari debu sisa-sisa komet Tempel-Tuttle
yang menyapu sistem matahari bagian dalam tiap 33 tahun.
Tiap kali komet ini melintas dekat matahari, ia meninggalkan
serpihan-serpihan padat. Ukuran debunya ada yang lebih kecil
dari butiran pasir dan ada pula yang mencapai besar kelereng.
Penampilan Leonid dipastikan menandingi hujan meteor tahunan,
Perseid Agustus dan Geminid Desember. Leonid tahun ini muncul
tidak cuma sekali. Penampilan perdananya jatuh pada tanggal
13 dan terakhir tanggal 19 November.
Seluruh penduduk bumi bisa menyaksikan atraksi Leonid ini.
Paling tidak salah satu aksinya saja. Tiap hujan meteor Leonid
terlihat dari lokasi yang berbeda.
Di tahun ini, gerhana bulan total ke dua berlangsung 8 November.
Sayang, peristiwa ini tidak dapat dipantau oleh masyarakat
Indonesia. Kejadian ini cuma bisa terlihat oleh mereka yang
berada di Amerika, sebagian wilayah Eropa, dan juga Afrika.
Untuk memperjelas pengamatan, binocular atau teleskop bisa
membantu. Gerhana akan mulai terjadi saat bulan memasuki bagian
luar bayangan bumi yang redup alias penumbra. Kejadian itu
berlangsung lebih dari satu jam sebelum bulan bergerak ke umbra,
bayangan dalam bumi yang lebih gelap.
Diperkirakan, bulan akan menghabiskan waktu sekitar tiga jam
dan 33 menit untuk menyelesaikan perjalanannya melewati umbra.
Gerhana bulan total selanjutnya bakal berlangsung pada
4 Mei 2004. Pemandangan mengagumkan ini juga bisa ditengok
oleh mereka yang tinggal di belahan timur Eropa, Afrika Tengah
dan Timur, serta bagian barat Asia pada dini hari tanggal
9 November.
Menjelang Idul Fitri, 23 November, gerhana matahari total
tayang di Antartika. Mereka yang berada di Australia dan
Selandia Baru akan melihat fenomena alam yang sama sebagai
gerhana matahari sebagian. Tidak seperti gerhana bulan,
gerhana matahari tidak bisa dipantau langsung dengan mata
telanjang.
Saat ini, matahari tengah mempertontonkan kondisi aktifnya.
Menurut para peneliti, inilah saat matahari paling aktif selama
berabad-abad. Buktinya terlihat dari badai geomagnetik yang
menimpa bumi.
''Saat ini kita hidup dengan kondisi matahari yang berbeda dari
biasanya,'' ujar Mike Lockwood dari Rutherford Appleton Laboratory,
Inggris. Aktivitas magnetik matahari ini disinyalir berpengaruh
kepada pemanasan global. reiny dwinanda/bbc
3) Berita dari NASA / Goddard Space Flight Center,
lengkapnya bisa dilihat di:
http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/OH/OH2003.html
Eclipses During 2003
by Fred Espenak
Observer's Handbook 2003, Royal Astronomical Society of Canada
During the year 2003, there will be two solar eclipses and two
lunar eclipses:
2003 May 16: Total Lunar Eclipse
2003 May 31: Annular Solar Eclipse
2003 Nov 09: Total Lunar Eclipse
2003 Nov 23: Total Solar Eclipse
Predictions for the eclipses are summarized in figures 1
through 6. World maps show the regions of visibility for
each eclipse. The lunar eclipse diagrams also include the
path of the Moon through Earth's shadows. Contact times
for each principal phase are tabulated along with the
magnitudes and geocentric coordinates of the Sun and Moon
at greatest eclipse.
.... http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/OH/OH2003.html ....
Astronomi: Perjalanan Menembus Tapal Batas
Judhistira Aria Utama
Seiring dengan berjalannya waktu, timbul pengertian dalam diri manusia-dulu untuk mengatasi desakan kebutuhannya dengan memanfaatkan keteraturan yang teramati di langit. Kebutuhan itu menyangkut penanggalan untuk penentuan pesta atau upacara keagamaan, penentuan waktu untuk mulai menabur benih dan waktu panen saat pola hidup menetap (food gathering) menjadi pilihan, juga kebutuhan akan kepastian arah pada saat harus mulai mengembara. Peninggalan dari zaman Megalitikum yang dijumpai di daerah Inggris Utara, Stonehenge, menunjukkan kepada kita bahwa selain dimanfaatkan sebagai penentu awal tahun, yakni saat Matahari terbit di titik terjauhnya di utara di banding pada hari-hari lainnya sepanjang tahun, bangunan berupa batu melingkar ini juga digunakan sebagai alat prediksi peristiwa gerhana. Orang-orang Mesir Kuno, yang sezaman dengan era Megalitikum di atas, telah mengetahui bahwa tampaknya Sirius di langit sebelah timur menjadi pertanda akan pasangnya sungai Nil. Demikian juga dengan orang-orang Funisia dan Minoan yang menggunakan arah terbit dan terbenam bintang-bintang sebagai alat navigasi mereka. Selain yang disebutkan di atas, kita pun mengenal peradaban Babilonia, Cina Kuno, Caldea, Indian Maya di Amerika Tengah, juga Inca di Peru dengan pemahaman keastronomian dan matematikanya masing-masing. Singkatnya, manusia-dulu sudah menerapkan astronomi praktis dalam kehidupannya meskipun keilmuan astronomi sendiri belum terkodifikasi. Mereka hanya memanfaatkan fakta yang teramati untuk keperluan praktis keseharian mereka.
Era Yunani Kuno
Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban kuno di atas telah memberi andil besar dalam meletakkan ide dasar bagi pemahaman kita tentang semesta. Perenungan yang lebih dalam atas fenomena langit dimulai pada era Yunani Kuno. Berangkat dari kekaguman atas keindahan geometri lingkaran, orang-orang Yunani memandang bentuk ini sebagai suatu bangun yang sempurna. "Tuhan selalu sibuk dengan geometri," demikian kata Plato pada suatu ketika. Dari keindahan dan harmoni geometri, para pemikir bangsa Yunani menggunakannya untuk menerjemahkan gerakan benda-benda langit, meskipun baru pada era Newton (abad ke-17) penjelasan ilmiah untuk persoalan ini tersedia dengan menggunakan perangkat matematika kalkulus diferensial. Setidaknya ini memberi gambaran bagi kita bahwa ketajaman intuisi diperlukan untuk bisa menerangkan sesuatu seperti yang dicontohkan oleh para filosof Yunani di atas.Ada banyak sumbangan pemikiran yang diwariskan oleh peradaban Yunani Kuno bagi kita. Pada era itu mereka berani untuk mendobrak pemikiran-pemikiran lama dan menggantikannya dengan hal-hal baru yang "menantang". Mereka mulai meninggalkan konsep Bumi datar, yang merupakan warisan terdahulu, dengan konsep Bumi bulat yang memang terbukti menjelaskan fenomena yang teramati. Mereka juga tahu bahwa kesegarispandangan Matahari-Bulan dari Bumilah yang membuat peristiwa gerhana terjadi. Pada abad ke-6 SM, Pythagoras berpendapat bahwa semua benda langit melakukan gerakan melingkar. Sejalan dengan ide Pythagoras, Philolaus yang hidup pada abad ke-7 SM menyatakan bahwa alih-alih diam di tempat, Bumi tempat kita berpijak justru bergerak dan bukan merupakan pusat alam semesta. Pada masa itu, antara mistik dan pemikiran rasional masih belum memiliki batas pemisah yang tegas, karenanya tak heran bila Philolaus pun mengusulkan keberadaan objek yang disebutnya anti-Bumi untuk menggenapi ke sembilan planet yang telah dikenal pada masa itu. Hal ini tidak lain karena angka sepuluh bagi mereka menggambarkan kesempurnaan.
Adalah Anaxagoras dari Clazomenae yang dengan lantangnya menyatakan bahwa sinar Bulan yang sampai ke mata kita adalah pantulan cahaya Matahari yang diterima permukaannya dan bahwa Matahari sendiri adalah sebuah logam yang bersinar karena panasnya, alih-alih sebagai dewa. Karena keberaniannya ini, Anaxagoras harus rela dituduh kafir karena menyebarkan ajaran bid'ah dan mengalami pembuangan ke Lampsacus. Selain Anaxagoras kita mengenal pula nama Aristarchus dalam sejarah. Pada abad ke-3 SM, mendukung ide Philolaus tentang Bumi yang bergerak, Aristarchus menambahkan bahwa Bumi juga berotasi. Ia juga terkenal karena berhasil mengukur diameter Matahari. Walau hasil yang diperolehnya saat itu melenceng jauh dari hasil pengukuran modern saat ini, setidaknya pada zaman itu mereka sudah mempunyai gambaran tentang ukuran relatif benda-benda langit. Setelah itu, berturut-turut astronom dan matematikawan Yunani seperti Eratosthenes, Hipparchus, Thales, Apollonius, Aristoteles, dan Ptolomeus semakin melengkapi khasanah pengetahuan pada masa itu.
Zaman Keemasan Islam
Saat Abad Kegelapan melanda Eropa, kendali atas ilmu pengetahuan berada di tangan ilmuwan-ilmuwan Dunia Timur. Pada masa itu banyak dilakukan penerjemahan karya-karya besar para pemikir Yunani ke dalam bahasa Arab oleh ilmuwan-ilmuwan muslim, termasuk di antaranya karya Ptolomeus yang termasyhur, Almagest. Dengan Baghdad sebagai pusatnya, budaya keilmuan di Dunia Timur tumbuh dengan subur. Ada banyak nama yang bisa disebut, misalnya Al-Biruni, yang mendapat julukan al-Ustadz fil 'Ulum (guru berbagai ilmu), Nasiruddin at-Tusi (hidup pada akhir abad ke-13 M) yang memodifikasi model semesta episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit, Al-Khawarizmi yang banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan saat terjadinya Bulan baru, terbit-terbenam Matahari, Bulan, planet, dan untuk prediksi gerhana, juga Ibnu Sina yang mewakili dunia kedokteran dengan karya terbesarnya al-Qanun yang berisi tentang deskripsi peralatan kedokteran dan cara penyembuhan berbagai penyakit termasuk didalamnya proses pembedahan (operasi), yang hingga kini masih dijadikan rujukan utama oleh dunia. Beragam sumbangan para ilmuwan muslim dalam memperkaya bangunan ilmu pengetahuan antara lain konsep metode ilmiah, matematika trigonometri, sistem bilangan dengan memperkenalkan angka 0 (nol), peralatan mekanik yang disebut torquetum untuk menghitung posisi bintang dengan teliti, juga penyempurnaan astrolab, alat yang digunakan Ptolomeus sebagai penunjuk waktu di malam hari dengan mengukur posisi bintang-bintang terang. Selain itu kata-kata dari bahasa Arab pun mewarnai istilah-istilah yang digunakan di dalam astronomi, misalnya zenit, nadir, almanak, termasuk juga nama-nama bintang seperti Alnitak, Alnilam, dan Mintaka (tiga bintang terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus, dan masih banyak lagi. Sampai saat gemerlap cahaya Dunia Timur mulai meredup, Eropa menggeliat bangkit membebaskan diri dari kegelapan.Era Modern
Dengan masuknya Eropa ke zaman Renaisans yang mengagungkan rasionalitas dan materialisme, arus pemikiran menjadi kian deras. Tinjauan ulang atas pemikiran-pemikiran lama yang telah diwariskan oleh para pendahulu banyak dilakukan dalam usaha menyempurnakannya atau malah membuangnya ke dalam tong sampah. Ada banyak nama-nama besar yang ditorehkan dengan tinta emas dalam lembar sejarah dunia. Nama-nama seperti Tycho Brahe, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Isaac Newton hanyalah sedikit contoh dari panjangnya deretan "pendekar" yang ada. Tongkat estafet pun terus diserahterimakan sampai dengan saat ini, hingga kita pun mengenal tokoh monumental di abad XX yang hadir dalam sosok Hawking.Manusia di abad ke-20 memandang semesta sudah bukan lagi sebagai pertanda. Manusia sudah beralih pada pemikiran bahwa langit dan seluruh isinya adalah objek yang harus dieksplorasi; manusia (baca: astronom) disibukkan dengan pencarian hukum dan kaidah-kaidah yang mengendalikan daerah ekstrim nun jauh di sana untuk mengetahui hakikat fisisnya. Lebih jauh lagi, tidak terlepas dari kepentingan yang menyertai, manusia memandang semesta sebagai sesuatu yang harus dikuasai. Perjalanan pesawat-pesawat ruang angkasa, baik berawak maupun tidak, adalah sebagai buktinya. Dan hal tersebut pada saat sekarang sudah bukan sesuatu yang musykil berkat dukungan kemajuan teknologi yang telah dicapai peradaban manusia. Pendaratan manusia di Bulan, studi yang intensif atas tetangga Bumi, Mars, untuk mengetahui peluang menjadikannya sebagai tempat tinggal kedua atau setidaknya sebagai bahan ajar bagi kemanusiaan di Bumi untuk bisa menjaga kelestarian Planet Hijau ini, penelitian atas Matahari untuk lebih memahami keterkaitan aktifitas bintang terdekat ini dengan Bumi, penelitian atas Matahari untuk lebih memahami keterkaitan aktifitas bintang terdekat ini dengan Bumi, juga rencana pembangunan pemukiman di Bulan sebagai pangkalan perjalanan luar angkasa adalah contoh dari agenda-agenda internasional yang telah, sedang, dan akan diwujudkan. Dan hebatnya, itu semua bukan isapan jempol belaka sebagaimana pernah diucapkan oleh Robert Goddard bahwa sulit untuk mengatakan 'tidak mungkin' dalam hidup ini, sebab mimpi hari kemarin adalah pengharapan di hari ini dan kenyataan esok hari. Sungguh sebuah kalimat yang indah, yang memberi manusia tenaga lebih untuk terus "bermimpi", melontarkan pertanyaan-pertanyaan tentang alam yang melingkunginya, hingga dengan atau pun tanpa sadar ia telah menjalani suatu proses penyadaran tentang betapa kecil dirinya di tengah semesta yang bergejolak ini.
Adalah kodrati bila manusia memiliki keingintahuan yang tak terpuaskan. Tidak cukup dengan informasi yang diterima di Bumi pada jendela optik dan radio, manusia pun mengirimkan wahana ke luar atmosfer dengan "mata" yang berbeda untuk bisa menangkap sinyal-sinyal lain dari langit. Pada tahun 1970 diluncurkan satelit sinar-X yang pertama, UHURU, yang segera disusul dengan peluncuran "saudara-saudaranya" seperti ROSAT (Roentgen Satellite), EINSTEIN, IUE (International Ultraviolet Explorer), IRAS (Infra Red Astronomical Satellite), HUBBLE dan yang belum lama berselang, peluncuran observatorium sinar-X landas layang CHANDRA. Dengan makin banyaknya data yang bisa dikumpulkan, banyak hal yang bisa dipelajari dari langit yang bukan sekadar kubah setengah bola ini. Penjelajahan alam ini, sebagai suatu kegiatan terhormat dari homo sapiens, tak ubahnya dengan permainan yang memerlukan keberanian dan imajinasi. Keberanian untuk terus bertanya hingga menerobos batas-batas yang telah disusunnya sendiri untuk sampai pada pemahaman tertinggi dan imajinasi untuk bisa turut merasakan objek-objek yang berada di luar kuasanya. Manusia masih bertanya dan bertanya. Pekerjaan rumah berupa sejumlah persoalan yang belum terpecahkan pun menjadi kian bertambah. Teori demi teori lahir dan tumbang dan belum ada tanda-tanda akhir dari perjalanan panjang dan agung ini.
Was The Apollo Moon Landing In 1969 Faked?
|
9/11: No Evidence of Hijacker Muslim 'Terrorists'
9-11: NORAD, FAA, Pentagon MADE It Happen
by AMERICAOVERTHROWN.COM During the dates of October 24th thru the 26th of the year 2000, exactly 11 months BEFORE 911, the Pentagon Emergency Management Team conducted a series of drills called MASCAL which stands for Mass Casualty Exercise. On October 24, 2000, exactly 11 months BEFORE 911, there was a mock terrorist incident at the Pentagon Metro stop and a construction accident to name just some of the scenarios that were practiced to better prepare local agencies for real incidents. Army nurse Maj. Lorie Brown stated for an interview* that "This is important so that we're better prepared...This is to work out the bugs. Hopefully it will never happen, but this way we're prepared." "We go over scenarios that are germane to the Pentagon," says Jake Burrell of the Pentagon Emergency Management Team. "You play the way you practice. We want people to go back to their organizations and look at their S.O.P. (standard operating procedure) and see how they responded to any of the incidents. |
Egypt 'warned US of attack 12 days before September 11'
The Egyptian President says he warned the United States of an attack 12 days before the September 11 atrocity.
Hosni Mubarak has also stated that if the Israeli defence force were to kill Palestinian leader Yasser Arafat, it would be a grave mistake.
He did not reveal how he learned in late August of a possible terrorist attack against the United States, and he did not mention a US response.
Mr Mubarak said he was taken aback by the scale of the attacks on New York and Washington: "We expected that something was going to happen and informed the Americans. We told them."
He went on: "But nobody expected the event would be of such enormity. We did not know that they would hit this target or that, and we were all surprised when planes with passengers on board hit the twin towers."
"The result was that the world economy was disrupted. Tourism and civil aviation were severely affected in Egypt, Europe and throughout the world," he added.
Mr Mubarak said there was no comparison between the US-led coalition against Iraq in the Gulf War of 1991 and the current US-led campaign to destroy Osama bin Laden's al-Qaida group.
"In the Gulf War there was a person (Saddam Hussein) who occupied a country (Kuwait), and the war was launched to put an end to the aggression and send him back behind his borders.
"The war in Afghanistan is against terrorism in a land that listens to nobody, that contains people of all kinds and races, and is uncontrollable," he said.
Speaking about the Middle East troubles, Mr Mubarak said that if Israel were to kill Mr Arafat, it would create a vacuum in the Palestinian leadership that none of the "six to eight contenders" would be able to fill.
4000 Pegawai Israel di WTC Absen Pada Hari Meletusnya Tragedi
Sumber : EraMuslim
Washington - Jika analisa ini benar, maka kemungkinan besar,
orang-orang Yahudi-lah sebagai pelaku penghancuran gedung WTC dan Pentagon,
namun mengalihkan pelaku penghancuran itu pada orang-orang Arab.
Setelah mencermati semua kejadian yang berlangsung, ada
sejumlah hal-hal menarik, antara lain;
Tersangka utama Adnan dan Amir Bukhari sebagaimana yang
resmi diumumkan pemerintah AS, terbukti kemudian tidak benar. Amir Bukhari
telah tewas setahun lalu dalam suatu kecelakaan pesawat terbang.
Pembajak yang yang disebutkan FBI mati dalam kasus
penabrakan pesawat ke gedung WTC, ternyata ditemukan masih hidup di Arabia. Ia tidak terlibat, dan KTP-nya
dicuri saat ia berada di USA. Mossad kemungkinan besar dapat mencuri KTP
tersebut.
Barbara
Olson salah satu saksi mata, tak pernah menyebut-nyebut satupun nama-nama orang
Arab dalam peristiwa berdarah tersebut.
Selanjutnya, dalam suatu laporan di InformationTimes.com,
disebutkan 4000 pegawai WTC keturunan Israel absen pada hari terjadinya
serangan berdarah di New York. Laporan di situs itu memaparkan kejadiannya
sebagai berikut.
Dengan diumumkannya serangan pada WTC New York, seluruh
media internasional, khususnya media Israel, bergegas mengambil keuntungan dari
insiden tersebut. Media massa Israel semula menuliskan suasana berkabung atas
matinya 4000 pegawai Israel yang bekerja pada dua menara itu. Tapi tiba-tiba,
tak satupun dari 4000 orang itu disebutkan termasuk dalam daftar korban tragedi
WTC New York.
Kemudian teka-teki itu menjadi clear, saat diketahui bahwa
ternyata mereka telah diingatkan untuk tidak masuk kantor pada hari insiden itu
terjadi.
Tak satupun disebutkan adanya orang Israel yang tewas atau
luka dalam tragedi serangan berdarah itu. Sumber-sumber diplomatik Arab
mengungkapkan pada harian al-Watan, Jordania, bahwa orang-orang Israel yang
absen pada hari itu, atas peringatan dari Aparat Keamanan Israel, Shabak.
Fakta inilah yang menimbulkan kecurigaan para pejabat Amerika
yang ingin mengetahui, bagaimana bisa pemerintah Israel mempelajari insiden
tersebut sebelum terjadi. Atas dasar alasan tersebut, fakta yang sesungguhnya
itu tidak pernah diinformasikan penguasa AS. Jadi daftar tersangka kasus
penghancuran WTC dan Pentagon yang keburu beredar itu adalah keliru belaka.
Kecurigaan kian mengembang setelah harian Israel Yadiot
Ahranot mengungkap bahwa Shabak telah mencegah PM Ariel Sharon agar tidak
melakukan perjalanan ke New York, khususnya ke kota pantai sebelah timur untuk
berpartisipasi dalam sebuah festival yang diorganisasi oleh
organisasi-organisasi Zionis yang mendukung Israel.
Aharon Bernie, komentator pada harian itu mengangkat isu
tersebut dan menyimpulkannya secara negatif. Bernie tidak memberi kesimpulan
tentang kejadian itu. Ia memang mengakui adanya peran Shabak di balik urungnya
Sharon berpartisipasi dalam acara festival di New York. Tapi lagi-lagi ia tak
memberi komentar apapun.
Bernie menambahkan bahwa Sharon, memang gembira ketika
diminta untuk memberikan pidatonya pada puncak festival. Tapi kemudian Sharon
meminta pimpinan organisasi untuk menghubungkan Shabak, agar merubah posisinya.
Hari berikutnya setelah sekretaris Sharon secara resmi mengumumkan, ternyata
terbukti Sharon tidak jadi berpartisipasi pada hari terjadinya insiden.
Terkait dengan itu, harian Israel Ha'aretz mengungkapkan
bahwa FBI menangkap 5 orang Israel 4 jam setelah terjadinya serangan pada
Menara Kembar WTC. Kelima orang itu ditangkap saat sedang memfilmkan peristiwa
terbakarnya gedung pencakar langit itu dari atap kantor mereka.
FBI menangkap kelima orang tersebut karena gelagatnya
mencurigakan. Mereka dikatakan telah mengambil gambar saat terjadinya tragedi
itu dengan video, yang diinterpretasikan sebagai bentuk sorak-sorai dan kepuasan
orang-orang Yahudi.
Did man really walk on the Moon ???
Science
Editor Joe Schmoe
Reports.
The
world was shaken to the very core yesterday as it was once and for all proven
that the Moon Landings were faked. President Bush has ordered an immediate
investigation and promised that all those found to be involved with this
deception shall be brought to justice.
ALL THE WAY TO
THE TOP
Top
NASA officials were placed under arrest after early morning FBI raids, and the
entire organization, once the pride of American space exploration, has been shut
down. Amazement has been expressed from all quarters that this deception
could have gone on for so long. "This issue is not going to go away," a senator
was quoted as saying yesterday. "This must go all the way up to Capital Hill,
and it's sure is one huge stinking heap of lies!"
Apollo Landings: Obvious Hoax
Presidential
aides, however, denied that the current administration had any knowledge of the
hoax. "We are as horrified as everyone else," a spokesperson said. "President
Bush is totally bemused about the whole affair," he added, "but he is determined
to get to the bottom of it."
FEARS FOR
LIFE
Meanwhile,
Carl West, the unassuming, but razor-sharp mind who uncovered the deception is
now in a federal protection scheme, after fears for his life from the NASA hit
squads who have allegedly killed so many before. President Bush, however, had
these words of comfort for West; "Our nation, and indeed the world, owes you our
deepest thanks. You have opened our eyes and exposed the lies."
FIRST
DOUBTS
West first expressed his doubts over the Moon
Landings over a year ago in a conversation with a friend during a football
game. But it was not until last week that he publicly aired the issue in a
earth shattering and insightful posting to an internet discussion board.
Events moved quickly from that moment. FBI investigator Howards, a "real life
Scully" read what
West had to say. "From that moment on I was convinced. This guy West had hit
on something that no-one else had seen." Howards said
yesterday at a press conference. "I immediately swung the entire investigative
power of my organization into action. Everything we found confirmed what West
had said. It was a hoax!"
THE
EVIDENCE
In
his discussion board post West pointed out the following;
|
"I was stunned," said Agent Howard."These were
questions that absolutely no-one had an answer to, yet no-one was doing anything
about it! I had to take action! "
The
head of NASA was unapologetic yesterday."We so nearly got away with it," he
hissed, stroking his white cat. "We had been stock piling all those billions of
dollars for the last 38 years, just spending a few thousand every year to make
some cheap videos in a warehouse." Banging his many ringed finger on his table
and ripping out his glass eye the evil NASA chief snarled "Two more years and we
could have bought Canada outright and taken over the world!" "Damn you, Carl West!"
he added.
HERO
Carl
West is an unassuming all-American 24 year old. You might think that because he
works in a convenience store that he's not the brightest guy you're likely to
meet. Yet this slightly scruffy young man, five foot, nine inches in his Nike
sneakers, was smart enough to break a conspiracy that successfully fooled the
world for 33 years.
"I
guess I just got lucky," West smiles."It just goes to show you don't have to
finish high school to be smart." But just what was the
break-through that led West to his remarkable conclusion? "I just got talking
with my best friend Joe about the moon and stuff.
WATCHING TV
We
were watching football on the TV, drinking beer and just kicking back. Then he
says something about kicking the ball so high that maybe it'd go into orbit and
hit the moon. Well, that just got us thinking about stuff. We didn't really
think you could kick something into orbit, but we weren't sure. And that got
into, well how'd we
reach the moon anyway? Joe's real smart, it got me thinking. Pretty soon I
had it all worked out. By the time the game was finished I was convinced for
sure that we could never have gone to the moon and the Apollo landings must have
been a hoax!"
West: All American Genius
INTERNET RESEARCH
But
West didn't leave it there. "I wasn't going to run around telling people this
without checking it out first," he explains. "Otherwise I might look a right
dumbass! I spent a
whole hour browsing the web. I found a web site by
some guy in California on Geocities. He worked a summer in the grounds
staff at NASA space-camp, so he must know the truth."
It
was after this 4 hours of exhaustive and in depth research that West became the
expert that shook the world's view of space travel.
ORDINARY GUY
When
asked about his new-found fame West is characteristically humble. "Gee," he
smiles toothily. "I'm just an ordinary guy that pointed out the obvious I''ve no idea why I
discovered all this, frankly I know nothing about science or space or anything. I guess it's not as
tricky as all those scientist pretend.."
Well, we know you're just being modest Carl! You
sure showed those scientist geeks a thing or
two!
|
SCIENTISTS BAFFLED
Prof. William Stevens (58) looks
justifiably embarrassed. "I simply can't explain it." He said to reporters
outside his University offices yesterday. "Why didn't I notice this
before?"
40
YEARS STUDY
"I've
spent 40 years in astronomical study, and 20 years of that specifically in
Satellite Systems study. I have a University chair in three major Universities
and sat on 5 different governmental committees on Space Exploration. Hell, I wrote a
research paper on the Lunar Landings that took 18 months to research, then a
further 3 months just to proof-read." Steven pauses to scratch his head.
"Yet not once did it occur to me to wonder who filmed Armstrong as he stepped
onto the moon. How could I have been so dumb?"
BRAINIAC
"I
gave a seminar on it in at the 1979 Space Exploration and Planetary Science
Conference at Oxford before 200 experts in the field. Yet not one of those
dumb-asses thought to stick up a hand and tell me about the deadly Van Allen
belt. I suppose we really should have just stayed at home, watched TV and drunk
beer, just like Carl Wilson. He sure is one
brainiac!"
TOTAL
MORON
"I mean how freaking stupid are we!? All those
years of study and not once did it cross my mind about how hot the moon was.
What am I, a total moron?"
STUPID
But Prof. Stevens is not alone.
He is just one of literally thousands of supposedly highly educated men and
woman fooled by this blatantly obvious hoax. Take Dr. Hitomo Tsujimura, a
geologist with 24 years experience in rock formation and planetary techtonics. Dr Tsujimura examined
lunar rock samples as part of her original doctorate studies in Japan . Since
then she has gone on to become a foremost expert in lunar rocks, lecturing
across the world to students and enthusiast alike. But now it seems her
life-work has been nothing but a sham. "Now I am feeling very stupid," she
says, speaking from her 200 million Yen research laboratories in Tokoyo. "After all
those years of tests I did on the rocks I could have sworn they were from the
moon. I spent years getting samples from NASA, but now I realize I could have
just made my own in the microwave! We're shutting this place down next week.
We may have 20 trained scientists at work here with the very latest in
technology, but we couldn't spot a cow in a bunkbed. We are soooo stupid!
Already 5 of the staff have committed suicide through the shame of it all. It
is very bad."
OTHER REACTIONS
Dr. Darren Kilware.
Chair of US Astronomical Association. "Somebody kill me! I
swallowed this hoax from day one, but now I see what a dumb jerk I've been."
Neil
Armstrong. "Aw crap, It's true.
They made me do it! I just can't believe we got away with it for so long. We
were making it up as we went along!"
Pres.
Jimmy Carter. "Cripes! I kept
asking those NASA guys about where all the money was going, but they just waved
papers at me and totally bamboozled me! I think West should run for President,
he's way smarter than anyone else at the Whitehouse."
Vladimir Putin, President of
Russia . "Hey, those crazy Americans sure fooled us! They must have
been using radio-transmitters and pigeons or something! All this time and
everyone in the Soviet Space Authority thought the radio signals were coming
from the moon. Duh! I think they must have
been on the vodka!"
NASA
spokesperson. "We cannot comment any further on this. You simply have
no idea what a 30 years supply of donuts costs."
|
Subscribe to:
Posts (Atom)