Sunday, December 31, 2023

Fakta atau Konspirasi? : di Balik Pencemaran Mikroplastik

 


Mitos Nagini di 'Fantastic Beasts 2' Berasal dari Indonesia

Devy Octafiani - detikHot

Kamis, 27 Sep 2018 10:56 WIB


Karakter Nagini dalam 'Fantastic Beasts 2' menjadi perbincangan seiring trailer akhir sekuel spin-off Harry Potter itu dirilis baru-baru ini. Ia nyatanya bukan hanya binatang seperti yang diketahui lewat film-film Harry Potter selama ini.

Nagini adalah maledictus yakni seseorang yang darahnya dikutuk sejak lahir dan akhirnya akan berubah menjadi binatang. Sang penulis sekaligus kreator J.K Rowling menyebut, ia terinspirasi dari salah satu mitos Indonesia kala dirinya menciptakan karakter ini dalam kisah Harry Potter.

"Naga adalah makhluk mitologis mirip ular mitologi Indonesia, itulah asal mula 'Nagini'. Mereka kadang-kadang digambarkan bersayap, kadang-kadang setengah manusia, setengah ular," ungkap J.K Rowling menanggapi pertanyaan fans yang penasaran akhirnya hewan kesayangan Voldemort ini muncul dengan kisah tersendiri.

Penulis terkaya di dunia ini pun menambahkan tanggapannya terkait isu rasial karena terpilihnya bintang Asia Claudia Kim yang akhirnya memerankan Nagini. Terpilihnya Kim dinilai Rowling mewakili karakter Naga dalam budaya Indonesia yang memiliki campuran pengaruh dari budaya-budaya lainnya.

"Indonesia terdiri dari beberapa ratus kelompok etnis, termasuk Jawa, Cina ,dan Betawi," tutur J.K Rowling lagi.

Setelah diumumkannya karakter Nagini diperankan oleh Claudia Kim, 'Fantastic Beasts 2' juga diterpa komentar yang menyebut film ini tak sensitif secara rasial oleh penggemar.


Sumber :

https://hot.detik.com/movie/d-4231156/mitos-nagini-di-fantastic-beasts-2-berasal-dari-indonesia.

Sejarah Perayaan Tahun Baru dan Konspirasi Yang Tersirat


Sejarah Perayaan Tahun Baru, Dulunya Dirayakan 11 Hari Berturut-turut!

Niken Bestari - Jumat, 30 Desember 2022 | 15:00 WIB

Sejak kapan perayaan tahun baru dilaksanakan? Kita cari tahu sejarah perayaan tahun baru, yuk! Ternyata dulu tahun baru dirayakan selama 11 hari, lo! Hal ini menarik diketahui, karena tahun baru dirayakan oleh seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia.

Perayaan tahun baru memang identik dengan pesta kembang api pada 31 Desember hingga 1 Januari dini hari. Tak lupa, kita akan melakukan hitungan mundur bersama-sama. Ternyata, tradisi perayaan tahun baru sudah ada sejak ribuan tahun lalu, lo!

Meski masyarakat zaman kuno ada yang belum menggunakan kalender Masehi seperti sekarang ini, mereka merayakan tahun baru berdasarkan penanggalan masing-masing. Berikut sejarah perayaan tahun baru Masehi seperti dirangkum dari Kompas.com.

Sejarah Perayaan Tahun Baru

Sejarah perayaan tahun baru sudah ada sejak ribuan tahun lalu, yakni sekitar 4.000 tahun lalu di Babilonia Kuno. Namun, saat itu tahun baru tidak dirayakan pada 1 Januari. Bagi orang Babilonia kuno, permulaan tahun adalah bulan baru setelah fenomena vernal equinox.

Fenomena vernal equinox adalah hari di mana durasi siang hari dan durasi malam hari adalah sama. Biasanya, fenomena ini terjadi pada bulan Maret pada penanggalan Masehi. Untuk menyambut tahun baru, masyarakat Babilonia Kuno menggelar festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu.

Pada festival Akitu, bangsa Babilonia kuno mengadakan ritual tahun baru selama 11 hari berturut-turut. Sumber lain mengungkapkan bahwa perayaan tahun baru telah dilakukan oleh masyarakat Mesopotamia sekitar 2000 SM

Bangsa Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas garis ekuator atau khatulistiwa, yang sekarang bertepatan dengan 20 Maret. Perayaan tahun baru oleh bangsa Mesopotamia itu disebut Nowruz, yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa negara Timur Tengah.


Perayaan Tahun Baru 1 Januari

Sejarah perayaan tahun baru pada 1 Januari pertama kali dilakukan di masa Kaisar Romawi Julius Caesar pada 46 SM. Kala itu, Julius Caesar memutuskan mengganti penanggalan Romawi yang terdiri dari 10 bulan atau 304 hari yang dibuat Romulus pada abad ke-8.

Kemudian, Julius Caesar mengenalkan kalender Julian yang terdiri dari 365 hari. Kalender Julian Masehi itu memiliki dua bulan tambahan, yakni Januari dan Februari di awal tahun. Selain itu, 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama dalam satu tahun.

Julius Caesar juga memerintahkan tambahan satu hari setiap empat tahun sekali, yakni pada Februari. Nama bulan Januari diambil dari nama dewa dalam mitologi Romawi, yaitu Dewa Janus, yang memiliki dua wajah menghadap ke depan dan ke belakang.

Masyarakat Romawi Kuno meyakini bahwa Dewa Janus adalah dewa yang mampu melihat masa lalu, sekaligus masa depan. Untuk menghormati Dewa Janus, orang-orang Romawi mengadakan perayaan setiap 31 Desember tengah malam guna menyambut 1 Januari.

Perayaan tahun baru 1 Januari pertama dilakukan oleh orang Romawi Kuno dengan memuja Dewa Janus, dengan melakukan festival dan pemujaan. Kemudian, bangsa Romawi Kuno meniru bangsa Tiongkok yang menggunakan kembang api dalam perayaan hari besar.

Nah, itulah kenapa perayaan tahun baru identik dengan kembang api, teman-teman. Indonesia pun juga merayakan tahun baru dengan pesta kembang api. Selain itu, ada banyak tradisi perayaan tahun baru di Indonesia, salah satunya ada pesta bakar-bakar barbekyu.

https://bobo.grid.id/read/083635249/sejarah-perayaan-tahun-baru-dulunya-dirayakan-11-hari-berturut-turut?page=all



Sejarah Perayaan Malam Tahun Baru, Siapa yang Pertama Kali Merayakan? 

Kompas.com - 31/12/2021, 14:23 WIB 

Tito Hilmawan Reditya Penulis Lihat 

Peradaban di seluruh dunia merayakan awal setiap tahun baru setidaknya selama empat milenium. Saat ini, sebagian besar perayaan Tahun Baru dimulai pada 31 Desember, atau disebut Malam Tahun Baru, hari terakhir kalender Gregorian, dan berlanjut hingga dini hari 1 Januari. Tradisi umum termasuk menghadiri pesta, makan makanan khusus Tahun Baru, membuat resolusi untuk tahun baru, dan menonton pertunjukan kembang api. 

Dilansir History, perayaan paling awal yang tercatat untuk menghormati kedatangan tahun baru dimulai sekitar 4.000 tahun yang lalu di Babel kuno. Bagi orang Babilonia, bulan baru pertama terjadi setelah vernal equinox atau hari di akhir Maret.   Saat itu, jumlah sinar matahari dan kegelapan yang sama menandakan dimulainya tahun baru. 

Mereka menandai kesempatan itu dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu yang melibatkan ritual berbeda setiap 11 hari. Sepanjang zaman kuno, peradaban di seluruh dunia mengembangkan kalender yang semakin canggih. Kalender biasanya menyematkan hari pertama tahun itu ke acara pertanian atau astronomi. 

Di Mesir, misalnya, tahun dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil, yang bertepatan dengan terbitnya bintang Sirius. Sementara itu, hari pertama tahun baru China terjadi dengan bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/31/142300170/sejarah-perayaan-malam-tahun-baru-siapa-yang-pertama-kali-merayakan-.



Konspirasi Masehi & Tahun Baru

Penulis Al-Anwar Media -29 Desember 20222792 1

Pernahkah anda terpikir bagaimana asal-usul Tahun Baru Masehi? Atau kenapa event Natal dan Tahun Baru Masehi terlihat dengan corak yang sama dan bernuansa Kristiani?. Di sini anda akan menemukan fakta Konspirasi di balik serba-serbi Tahun Baru Masehi.

Tak terasa 2 hari lagi 2022 akan meninggalkan kita. Banyak kenangan manis ataupun getir di dalamnya. Lalu kemudian, doa dan harapan datang dari postingan-postingan instagram story kekinian untuk menyambut tahun baru 2023.

Seluruh penjuru dunia akan serentak merayakan pelepasan tahun 2022 pada malam 31 Desember sampai pukul 00:01 di tiap-tiap waktu masing-masing daerah dan negara. Mirisnya, beberapa orang ada yang merayakannya dengan pesta seks bebas. Naudzubillah.

Perayaan tahun baru di Indonesia biasa dimeriahkan dengan menyalakan kembang api dan melepas balon api ke udara. Kaum muda-mudi juga tak mau ketinggalan ikut memeriahkan momen pergantian tahun baru.

Sayangnya, beberapa media memberitakan perayaan tahun baru oleh muda-mudi ini terbilang sangat negatif dan dan menunjukkan kemerosotan moral para penerus bangsa ini. Pada 2010 lalu, di Riau, sempat heboh karena pada perayaan tahun baru para muda-mudi di sana malah “kumpul kebo”. Naudzubillah, miris sekali.


Asal-Usul Perayaan Tahun Baru

Kalau kita cermati dari beberapa hal negatif perayaan tahun baru di berbagai negara, seperti Brazil, Rusia, Amerika, dan bahkan Indonesia pada era modern seperti sekarang, rasanya aneh jika tradisi ini tidak lahir dengan perayaan yang negatif pula.

Adalah bangsa Babilonia, Mesopotamia yang memelopori tradisi perayaan tahun baru pertama kali. Masyarakat Mesopotamia merayakan pergantian tahun baru dengan mengarak berhala-berhala mereka mengelilingi kota. Mereka menyebutnya dengan ritual Akitu.


Dewa Marduk Mitologi Babilonia, Mesopotamia

Mereka merayakan tahun baru sebagai anggapan kemenangan Dewa Langit Marduk melawan Dewi Laut yang jahat, Tiamat. Perayaan berlangsung selama 11 hari, dan selama masa perayaan itu Raja Babilonia mengenakan mahkota baru sebagai simbol mandat dari sang ilahi.

Masyarakat Mesopotamia merayakan tahun baru mereka pada awal musim semi yang bertepatan dengan pertengahan bulan Maret sekitar tahun 1696-1654 SM.

Pada mulanya orang-orang Romawi Kuno merayakan tahun baru di bulan Maret, yakni tanggal 1 Maret. Penetapan tanggal 1 Maret sebagai tahun baru adalah perintah dari sang pendiri Roma, yakni Romulus pada abad ke-8 SM yang menerapkan penanggalan dalam setahun terdiri dari 10 bulan 304 hari.

Kemudian pada masa kepemimpinan Julius Caesar, perayaan tahun baru berubah menjadi tanggal 1 Januari. Sempat berubah lagi menjadi tanggal 25 Maret, lalu oleh Paus Gregorius XIII awal Tahun Baru kembali seperti semula, 1 Januari.


Kalender Yahudi Berbahasa Ibrani

Berbeda dengan Mesopotamia dan Romawi, orang-orang Yahudi merayakan tahun baru mereka pada awal bulan September sampai dengan awal bulan Oktober, yakni tanggal 6 September sampai 5 Oktober. Orang Yahudi menyebutnya dengan nama Rosh Hashanah.


Bulan Oktober, Awal Tahun Sebenarnya

Menurut penuturan KH. Maimoen Zubair, beliau mendengar dari gurunya, Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, bahwa perhitungan falak Syekh Yasin yang merujuk pada penggalan surah at-Taubah ayat 108, tahun baru sebenarnya jatuh pada bulan Oktober. Dalam firman Allah:

لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ

“Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya.”


At-Taubah: 108

Ayat ini turun pada saat Rasulullah SAW hijrah menuju Madinah dari kota Makkah. Masjid yang terdapat pada ayat tersebut adalah Masjid Quba, terletak sekitar 5 km arah tenggara dari kota Madinah dan pembangunannya bertepatan dengan awal bulan Oktober.


Makna “Di Awal Hari” pada ayat tersebut berarti hari pertama di awal tahun yang mengindikasikan bahwa awal perhitungan penanggalan matahari sejak matahari berada di selatan. Firman Allah pada surah al-Quraisy ayat 1-2 juga mendukung gagasan Syekh Yasin ini.


Allah berfirman:

لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِۚ (2)


“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy {1}, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. {2}”


Quraisy: 1-2

Pada ayat ini Allah lebih dulu menyebut kata Syitaa yang berarti musim dingin, baru kemudian Allah menyebut kata Shaif yang berarti musim panas. Artinya awal kali titik balik atau ekuinoks musim gugur-dingin pada bulan Oktober dan posisi matahari berada di sebelah selatan.


Sejarah Sebelum Tahun Masehi

Sebelum seperti sekarang ini, orang-orang pada zaman sebelum populernya penanggalan Masehi sudah memiliki penanggalan mereka sendiri sesuai suku, daerah, kepercayaan, atau wilayah kerajaan masing-masing.

Peradaban tertua di dunia, Babilonia, Mesopotamia memiliki kalender penanggalan mereka sendiri. Kalender Babel atau Babilonia adalah kalender lunisolar atau suryacandra yang 1 tahunnya terdiri dari 12 bulan lunar, masing-masing berawal ketika bulan sabit baru terlihat di ufuk barat saat matahari terbenam.

Sama-sama menggunakan kalender lunisolar, orang-orang Yahudi pertama kali mencetuskan kalender mereka sekitar sebelum abad ke-7 SM. Kalender Yahudi ini dimulai dari musim gugur, dan setiap bulannya terdiri dari 29 atau 30 hari.


Peradaban Romawi & Asal-Usul Tahun Masehi

Sekitar pada tahun 753 SM, seorang anak laki-laki dari Rhea Silva keturunan pahlawan Troya bernama Romulus membangun Kota Roma, Kerajaan, dan Peradaban Romawi Kuno yang sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Romawi Kuno.

Romulus adalah orang yang menetapkan penanggalan Roma untuk pertama kalinya dalam sejarah Romawi. Kalender penanggalan Romulus ini terdiri dari 10 bulan 304 hari dan dimulai dari bulan Maret sampai bulan Desember.

Kemudian sepeninggal Romulus, Namu Pompilius sebagai pewaris interrex kerajaan Romawi selanjutnya menambahkan bulan Januarius (Januari) dan Februarius (Februari) pada penanggalan Romawi sehingga menjadi 12 bulan.


Dewa Janus yang memiliki dua wajah

Dewa Janus dalam Mitologi Romawi sebagai Dewa Awal dan Akhir. Nama Januarius berasal dari nama Dewa Janus yang berarti pembuka atau awal tahun baru.

Kata Januarius terinspirasi oleh nama Dewa Janus mitologi Romawi Kuno yang memiliki dua wajah dan orang Babilonia menganggapnya sebagai Dewa Gerbang dan Pembaharuan. Sedangkan Februarius adalah Dewa Kematian dan Pemurnian.

Nama-nama bulan dalam kalender Julius antara lain, Januarius, Februarius, Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, Oktober, November, dan Desember. Selain Quintilis, Sextilis, September, Oktober, November, dan Desember, semuanya adalah nama-nama dewa dalam Mitologi Romawi.


Kalender Julius

Julius Caesar pada tahun 46 SM memelopori pembuatan penanggalan baru. Julius Caesar menganggap kalender Romawi Kuno sudah tidak akurat dan tidak relevan lagi. Era sebelum tahun 45 SM disebut dengan “Era Bingung” karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi.

Ia bersama seorang astronom asal Mesir (versi lain mengatakan berasal dari Yunani) bernama Sosigenes membuat kalender barunya dan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai tahun baru. Julius Caesar menamakan kalender barunya dengan nama Kalender Julius atau Julian dari namanya sendiri.

Kemudian setelah kematiannya pada tahun 44 SM, masyarakat Romawi mengganti nama bulan ke-7 atau Quintilis menjadi Juli sebagai bentuk penghormatan kepada Julius Caesar.

36 tahun setelahnya, yakni pada tahun 8 SM, masyarakat Romawi melakukan pergantian nama bulan ke-8 atau Sextilis menjadi Agustus. Mereka melakukannya juga sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Oktavianus Augustus putra Julius Caesar.

Kalender Julius ini masih terus digunakan berselang sangat lama sampai pada kelahiran Nabi Isa AS dan penyebaran agama Kristen pada tahun 70 M di tanah Romawi. Sejak kelahiran Nabi Isa AS, istilah “Tahun Masehi” baru dihitung dan digunakan.

Setelah sekian lama agama Kristen terus berjuang dalam penyebarannya, akhirnya pada tahun 306 M saat kepimpinan Kaisar Konstantinus Agung di Romawi, agama Kristen mulai menjadi agama yang dominan di Romawi berkat sang Kaisar yang juga pemeluk agama Kristen.

Sejak saat itu Romawi dan daerah-daerah kekuasaannya mulai menyebut Kalender Julius sebagai Kalender Masehi. Dalam bahasa Romawi atau bahasa Latin mereka menyebut istilah Masehi dengan nama Anno Domini yang berarti “Tahun Tuhan” atau “Di Tahun Tuhan Kita”.

Meskipun sampai saat ini para sejarawan tidak mengenal tahun 0 M yang menyebabkan kerancauan dalam perhitungan sains dan astronomi karena terdapat selisih 1 tahun antara sistem Kalender Masehi dan Sebelum Masehi.


Kalender Gregorius

Pengistilahan Kalender atau Tahun Masehi terus menyebar ke seluruh penjuru Eropa sampai abad ke-8 M, seiring dengan perluasan wilayah Romawi dan perang salib sebagai misi terselubung penyebaran agama Kristen di benua Eropa dari abad ke-11 sampai abad ke-13 M.

Pada awal abad pertengahan, sebagian besar orang Kristen Eropa menganggap tanggal 25 Maret, sebagai awal Tahun Baru. Namun untuk di Anglo-Saxon Inggris, perayaan awal Tahun Baru jatuh pada 25 Desember.

Kemudian, Raja Inggris William I atau yang terkenal dengan William Sang Penakluk memutuskan bahwa Tahun Baru Masehi adalah 1 Januari. Tak berselang lama, Inggris kemudian bergabung dengan negara-negara Kristen dan menetapkan 25 Maret sebagai awal Tahun Baru.

Pada 1582, Gereja Katolik Roma mengadopsi Kalender Gregoria besutan Paus Gregorius XIII sebagai pimpinan Gereja Katolik Roma, yang mengembalikan keputusan bahwa 1 Januari adalah Tahun Baru.


Adat Sesat Penambahan Hari & Bulan

Peradaban Babilonia dan Yahudi sama-sama menambahkan bulan dalam tahun kabisat mereka, yakni bulan ke-13. Pada abad ke-5 SM kalender Babilonia menjadi sepenuhnya observasional.

Kemudian sekitar pada tahun 499 SM, bulan-bulan Kalender Babel diatur dengan siklus 19 tahun-an atau setara 235 bulan. Pada siklus 19 tahun-an ini ahli penanggalan Babel menambahkan bulan ke-13 yang mereka namakan bulan Adaru II sebagai bulan kabisat.

Mengikuti jejak peradaban pendahulunya, orang-orang Yahudi juga menambahkan 1 bulan dalam tahun kabisat mereka yang diberi nama bulan Adar II, mirip dan memang satu serangkaian kata yang sama dengan nama bulan Adaru II milik Babilonia.

Orang-orang Romawi saat masa kekuasaan Julius Caesar pada tahun 46 SM dan orang-orang Kristen Eropa pada masa Paus Gregorius XIII tahun 1582 M juga melakukan hal serupa.

Julius Caaesar dua kali melakukan penambahan hari dalam catatan sejarah. Yang pertama, menambahkan 23 hari dalam setahun dengan total 445 hari dalam setahun pada tahun 46 SM. Dan yang kedua, menambah 67 hari di antara bulan November dan Desember yang berarti pada tahun itu hitungan setahun terdiri dari 15 bulan.


Paus Gregorius XIII Pimpinan Gereja Katolik Roma Tahun 1582

Paus Gregorius XIII mencetuskan penanggalan baru menggantikan kalender Julius dengan namanya sendiri, Kalender Gregorius atau Gregorian yang sekarang telah dan populer dengan istilah penanggalam Masehi modern.

Pada tahun 1582, ia membuat keputusan penanggalan bahwa setiap angka pergantian abad, yakni pada tahun yang tidak habis dibagi 400 -misalnya tahun 1700, 1800 dan seterusnya- bukan lagi sebagai tahun kabisat.

Adanya aturan Kalender Gregorian dalam hal tahun kabisat menyebabkan keesokan hari pada tanggal 5 Oktober hari Jumat 1582 loncat ke tanggal 15 Oktober hari Minggu 1582. Penghapusan 10 hari atau 10 tanggal itu karena alasan mengakomodir sisa 0,00780121 dalam setahun penanggalan matahari pada Kalender Gregorian.


Dalam Al-Quran, 1 Tahun Adalah 12 Bulan

Dalam Al-Quran jumlah bulan dalam setahun terdapat 12 bulan, tidak kurang dan tidak lebih. Allah SWT berfirman:


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ


“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan.”


At-Taubah: 36

Dalam kitab Al-Bahrul Muhith karya Imam Ibnu Hayyan al-Andalusi, menceritakan orang Arab sebelum kelahiran Rasulullah SAW membuat penanggalan dalam  terdiri dari 13 bulan. Mereka percaya bahwa di antara 4 bulan yang mulia itu mereka mendapatkan kesialan.

4 bulan itu ialah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Seseorang keturunan Bani Kinanah yang bernama Hudzaifah, menulis ulang penanggalan dengan menambahkan bulan Shafar Tsaniy atau Shafar II. Mirip seperti orang Yahudi dan Babilonia pada penanggalannya.


Hudzaifah Pencetus Penanggalan Arab

Hudzaifah dan para orang Arab pada zaman itu meyakini datangnya kesialan dan paceklik pada saat 4 bulan tersebut. Hudzaifah yang memiliki inisiatif, akhirnya mengubah nama bulan Muharram menjadi Shafar, dan Shafar yang asli menjadi Shafar II.


Teguran Allah Atas Perbuatan Orang Kafir

Kemudian pada masa kenabian Rasulullah SAW, Allah SWT menegur perbuatan orang-orang yang menambahkan jumlah hari atau bulan. Allah SWT menegur dengan firmannya pada surah at-Taubah ayat 37 sebagai lanjutan dari ayat sebelumnya;


إِنَّمَا ٱلنَّسِيٓءُ زِيَادَةٌ فِي ٱلكُفرِۖ يُضَلُّ بِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُحِلُّونَهُۥ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُۥ عَامًا لِّيُوَاطِ‍ٔئُواْ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ ٱللهُ فَيُحِلُّواْ مَا حَرَّمَ ٱللهُۚ زُيِّنَ لَهُمْ سُوٓءُ أَعْمَٰلِهِمۗ وَٱللهُ لَا يَهْدِي ٱلقَوْمَ ٱلكَٰفِرِيْنَ


“Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekafiran. Orang-orang kafir disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”


At-Taubah: 37

Ayat ini datang sebagai teguran atas perbuatan orang-orang kafir Arab. Dalam ilmu ushul fiqh terdapat kaedah العبرة بعموم اللفظ لا بعموم السبب. Yakni yang dipandang dalam nash syariat adalah keumuman lafadz bukan kekhususan sebab.


Mengacu pada nash dan kaedah ushul fiqh tersebut, ayat ini tidak hanya mencakup perbuatan orang kafir Arab. Ayat ini secara umum juga mencakup perbuatan orang-orang kafir Babilonia, Yahudi, dan Romawi.


Kesimpulan & Penutup

Sebagai muslim yang bijak dan taat, sudah sepatutnya untuk tidak mengikuti perayaan hari besar orang-orang non-muslim.

Meskipun yang kita lihat sekarang perayaan tahun baru Masehi tidak identik dengan agama Kristen, tetapi fakta sejarah telah membuktikannya. Yakni, bahwa perayaan tahun baru Masehi sangat erat kaitannya dengan sinkretisme-politeisme ajaran Kristen-Romawi.

Itu artinya merayakan tahun baru Masehi dalam pengkiasannya sama dengan mengucapkan selamat natal dalam bentuk menyerupai kaum Nasrani atau Kristen. Karena itulah merayakan tahun baru -terlebih dengan cara negatif seperti di muka- sangat tidak dianjurkan bagi umat muslim.


https://www.ppalanwar.com/konspirasi-masehi/5/

Friday, December 29, 2023

1Anunnaki, Film Terlarang dan Konspirasi Mengerikan di Baliknya

24 MAY 2021

Mempertanyakan asal-usul manusia, film 1Anunnaki kabarnya dilarang beredar supaya enggak menyebabkan chaos. Benarkah demikian? Atau cuma konspirasi?

Pada masa ketika kisah-kisah konspirasi ramai diceritakan di blog-blog misteri, ada satu kisah yang cukup menyita perhatian dunia. Kisah itu adalah tentang hilangnya film 1Anunnaki dari dunia ini.

Teori konspirasi yang beredar menyebutkan bahwa film 1Anunnaki dilarang beredar karena bisa membuat geger banyak orang. Kabarnya sih, kalau orang sampai menonton film ini, mereka bakal enggak percaya lagi sama Tuhan dan mempertanyakan eksistensi mereka di dunia.

Benarkah sangkaan yang banyak beredar di Internet itu? Seberapa spesial, sih, ide dari 1Anunnaki sampai-sampai isu konspirasi di baliknya ini terdengar cukup mengerikan? Siapa kreator di balik film ‘kontroversial’ ini? Cari tahu lebih dalam yuk!


Bukan Dibuat oleh Sutradara Kelas A

Film 1Anunnaki sebetulnya enggak dibuat sama sutradara A-list yang terkenal. Malah, ia dibuat oleh Jon Gress, seorang pria yang lebih sering mengerjakan special effect. Beberapa karya yang pernah ia kerjakan antara lain adalah Star Trek New Voyages: Phase II (2004-2016), dan Golden Winter (2012). Dia tercatat pernah menjadi sutradara dalam film Balloon (2010), tetapi portfolionya tetap lebih banyak di efek spesial.

Isu yang beredar adalah Jon Gress kemudian mau membuat terobosan dalam karier dengan membuat film yang bakal menjadi kontroversial. Film itu terinspirasi dari karya Zecharia Sitchin, seorang pengarang buku yang kebanyakan membahas tentang asal-usul manusia dari astronaut di planet lain alias alien.


Zecharia Sitchin

Dia percaya bahwa bangsa Sumeria, bangsa dari peradaban kuno yang pertama kali mendiami wilayah Mesopotamia, berasal dari Planet Nibiru. Walaupun keyakinan dia terkenal banget bahkan bisa membius sebagian besar pembaca, para ahli merasa kalau teori dia konyol dan mengada-ada.

Berangkat dari ide itu, 1Anunnaki ingin menyampaikan kepada penonton mengenai bagaimana manusia bermula. Manusia sendiri adalah ras yang dibuat oleh alien dengan mencampurkan DNA mereka sendiri dan DNA kera, supaya manusia bisa menjadi “budak” di muka Bumi ini.


Film Terlarang dan ‘Dihilangkan’?

Kabarnya, 1Anunnaki memang belum pernah dirilis ke bioskop atau di platform lain, tetapi, dikatakan bahwa film itu udah pernah beredar di Internet pada 2005. Hanya saja, enggak lama film itu di-banned karena dianggap provokatif dan dianggap bisa bikin geger.

Ada isu lagi yang beredar bahwa semua data mengenai 1Anunnaki hilang, misalnya seperti situs resminya anunnaki-the-movie.com. Intinya, seluruh dunia sepakat melarang peredaran film ini sehingga enggak bisa ditonton di mana pun. Di IMDb pun, data 1Anunnaki pun enggak ada.


Predikat Terlarang karena Isu yang Mengada-ada?

Pada 2005, internet memang sudah banyak dipakai oleh masyarakat, tetapi, pada masa itu, perlu diingat bahwa hoaks menyebar di mana-mana dan kerap dipercaya karena literasi soal Internet belum semasif sekarang. Bahkan, isu kayak Babushka Lady, awak kapal Mary Celeste, sampai konspirasi Titanic pun banyak beredar di forum atau blog dan masih banyak yang percaya sampai tahun 2010-an.

Dilansir Quora, beberapa penulis, pegiat film, bahkan orang yang pernah bergabung dalam film 1Anunnaki sepakat sama satu hal: hoaks. Lalu, kalau memang hoaks, apa yang mendasari keberadaan isu ini?

Kays Al-Atrakchi, seorang komposer musik dalam film, mengatakan di Quora bahwa apa yang digembar-gemborkan di Internet itu hoax belaka. Lewat Quora, dia menyebut bahwa dia pernah bergabung di dalam proyek itu dan membaca naskahnya. Menurutnya, film ini biasa banget. Al-Atrakchi juga menyebutkan alasan bahwa film itu enggak beredar adalah karena masalah bujet.

Anggota lain di Quora juga menyebut bahwa semua teori konspirasi tentang 1Anunnaki adalah hoaks yang entah diciptakan buat apa. Namun, kebanyakan orang menyangka kalau hal itu dilakukan cuma untuk menutupi rasa malu. Yap, karena enggak ada yang mau mendanai film ini, akhirnya pihak pembuat film pun membuat isu bahwa film ini dilarang beredar dan bikin teori konspirasi aneh-aneh.

Kalau kamu mencari data tentang film 1Anunnaki di Internet, niscaya kamu akan menemukan bahwa informasi mengenai konspirasi ini banyak dibahas sama blog enggak jelas dan media-media yang cuma pengin mencari clickbait.


Sumber :

https://kincir.com/movie/cinema/film-1anunnaki-terlarang-nonton-konspirasi-05taov28mos4/

https://en.wikipedia.org/wiki/Anunnaki

Tuesday, December 26, 2023

Segitiga Bermuda


Dalam satu abad terakhir ini diperkirakan sekitar 50 kapal laut dan 20 pesawat terbang menghilang secara misterius di suatu wilayah yang disebut segitiga bermuda. Tidak heran banyak orang menyebut wilayah ini dengan nama segitiga setan. 

Setelah hampir satu abad berlalu, adakah misteri yang masih tersisa dari segitiga bermuda ?

Segitiga bermuda membentang di lautan Atlantik yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan Florida, pulau bermuda dan Puerto Rico. Luasnya sekitar 1,2 juta km2. Misterinya dimulai ketika banyak kapal laut, perahu dan pesawat terbang menghilang secara misterius di wilayah ini. Menurut para peneliti, di wilayah ini hukum fisika dilanggar habis-habisan.

Jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejala ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.

Terdapat teori mengenai Segitiga Bermuda yaitu mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfer yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek.

Misteri Segitiga Bermuda ini telah membuat berbagai teori muncul ke permukaan. Menurut para ufolog, di dasar laut Atlantik tempat segitiga bermuda ada markas alien yang menculik para kapal dan pesawat. Menurut para penganut new age, pesawat dan kapal menghilang karena residu kristal yang berasal dari pulau Atlantis yang misterius. Menurut para spiritualis, Segitiga Bermuda adalah pintu menuju dimensi keempat.

Menurut peneliti yang lebih rasional, fenomena ini bisa disebabkan karena gangguan elektromagnetik. Bagi para skeptis, yang paling bertanggung jawab adalah cuaca buruk, ketidakberuntungan, bajak laut, navigator yang inkompeten dan human error.

Terdapat teori lain bahwa wilayah itu dulunya adalah tempat lalu lalangnya kapal pedagang barat. Dan ia menemukan satu fakta mengejutkan. Pada masa perdagangan budak, diperkirakan 10 juta budak dibuang ke laut itu, apakah karena mereka terkena penyakit, atau karena hukuman. Sehingga arwah 10 juta budak itu dapat mengacaukan pikiran para pilot atau navigator yang melintas. 

Terdapat teori lain mengenai misteri Segitiga bermuda bahwa penyebab lainnya adalah karena gas Metana. Di wilayah tertentu di lautan, kadang gas metana tersembur keluar dari dasar laut. Naiknya gas ini ke permukaan menyebabkan berkurangnya kepadatan air laut dan akan menyebabkan apapun yang ada di permukaan laut tenggelam. Bahkan jika para awak kapal terjun ke permukaan dengan pelampung, tetap saja mereka akan tenggelam.


Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut. Bukti penemuan ini menjadi sudut pandang baru terhadap misteri Segitiga Bermuda.

Hipotesis dari penelitian ini adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi tersebut. Beberapa Oseanograf menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran.

Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.

Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.

Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.


Penjelasan yang lain penyebab utama dari kehancuran dan menghilangnya banyak kendaraan di segitiga Bermuda adalah killer clouds atau awan-awan pembunuh. Hal ini lah yang menenggelamkan dan menghancurkan banyak kapal serta pesawat di daerah misterius tersebut. Para peneliti menyebutkan bahwa killer clouds yang berbentuk heksagonal itu dapat berkumpul dan membentuk segitiga besar Bermuda itu.

Fenomena killer clouds dapat menyebabkan angin mematikan berkecepatan 273,6 km/jam yang mereka deskripsikan sebagai bom udara. Mereka percaya bahwa ledakan-ledakan brutal udara tersebut lah yang mampu membalik kapal dan bahkan menenggelamkan pesawat ke dalam laut.

Laporan menyebutkan bahwa awan-awan raksasa ini seringkali muncul di atas ujung Barat segitiga Bermuda dan terbentuk sepanjang 32 hingga 89 km. Secara rata-rata, penampilan awan-awan tersebut sangat mengerikan.


Sebagai penutup, jika kita tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi, maka hendaknya kita harus mencoba untuk mempelajarinya lebih lanjut. Terkadang, setelah kita mempelajari lagi, maka misteri tersebut akan terungkap.


Sumber :

https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu/misteri-di-balik-segitiga-bermuda-mematikan-akhirnya-terpecahkan?page=all

https://nationalgeographic.grid.id/read/133781428/sejarah-segitiga-bermuda-dan-dugaan-soal-posisinya-yang-membawa-petaka?page=all

https://theconversation.com/apa-itu-segitiga-bermuda-dan-kenapa-dianggap-berbahaya-146107

Sunday, December 24, 2023

Misteri Crop Circle

Crop circle, salah satu misteri terbesar dalam sejarah sains. Yang kira-kira sudah berlangsung hampir 400 tahun. Setelah kemunculan lebih dari 10.000 pola yang terdokumentasi selama bertahun-tahun, formasi Crop Circle masih tetap merupakan misteri sains yang besar. 

Penelitian crop circle berhadapan dengan manipulasi media, email-email yang penuh cemooh, penganut teori konspirasi, dan teori mengenai koloborasi dengan alien.

Spekulasi mengenai asal muasal crop circle telah berkembang sejak mereka pertama kali dilaporkan di Inggris tahun 1600an. Tepatnya pada tahun 1678, sebuah seri lingkaran yang muncul di Hartfordshire dianggap sebagai perbuatan iblis karena teknik pembuatannya sepertinya melampaui kemampuan manusia. 

Penjelasan sains pertama mengenai crop circle berfokus pada angin siklon. 

Ketika fenomena ini mendapatkan momentumnya, muncul formasi dengan pola baru, yaitu pola dengan banyak lingkaran. Kebanyakan pengamat menyimpulkan kalau formasi-formasi ini mengandung simbol-simbol matematika yang sangat akurat sehingga pastilah merupakan pekerjaan dari makhluk yang sangat cerdas. 

Crop circle kemudian berevolusi menjadi sebuah fenomena internasional dengan ratusan pola-pola pictograph rumit yang muncul setiap tahun di seluruh dunia. 

Walaupun setengah crop circle yang muncul berada di Inggris, formasi-formasi ini juga muncul di Eropa, Amerika, Rusia, Australia, Jepang dan India. 

Menggunakan garis konstruksi ini untuk mendemonstrasikan bahwa crop circle lebih dari sekedar pola-pola yang berada pada posisi yang random. Garis konstruksi tersebut ternyata memiliki ukuran dan posisi relatif yang membentuk sebuah karakter yang sangat eksotik. 

Fenomena crop circle bisa dijelaskan secara Fisika. Pola yang muncul bisa jadi dihasilkan dari gelombang mikro dari Bumi, laser, dan GPS. 

Pembuat crop circle dapat menggunakan perangkat berteknologi tinggi, seperti perangkat GPS untuk menempatkan bentuk dan magnetron, tabung yang menggunakan tenaga listrik dan magnet untuk menghasilkan panas tinggi, untuk merebahkan tanaman dengan kecepatan tinggi.

Masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Pada crop circle yang asli batang gandum tidak patah tetapi hanya merunduk. Menurut ilmuwan, hal ini bisa terjadi karena semburan elektromagnetik yang menambah kelembaban batang gandum sehingga merunduk dan tidak patah.

Pertanyaan lainnya yaitu adanya lubang-lubang kecil pada batang gandum. Lubang tersebut ada karena semburan elektro yang terus-menerus merubah kelembaban batang gandum menjadi uap panas. Uap panas itu kemudian mencari jalan keluar dari batang gandum hingga munculnya lubang-lubang kecil. Pertanyaan terakhir yang sangat sulit ditiru manusia adalah adanya partikel besi mikro bermagnet pada crop circle. Pertanyaan-pertanyaan itu masih menjadi misteri mengenai keaslian crop circle.

Tidak hanya di Inggris pada khususnya, dan di luar negeri pada umumnya, fenomena ini juga pernah terjadi di Indonesia.

Crop circle muncul di areal persawahan Berbah Sleman yaitu pada tanggal 23 Januari 2011.

Kala itu, warga geger dengan munculnya pola aneh di persawahan Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Berbah Sleman. Batang padi roboh dan membentuk pola lingkaran besar dan kecil. Diamter lingkaran diperkirakan berkisar 15 sampai 20 meter.

Warga setempat mempercayai jejak asing ini bukan buatan manusia. Tidak sedikit juga orang yang memprediksi ini berkaitan dengan benda asing dari luar angkasa atau UFO.

Saat ini lokasi kemunculan crop circle Berbah masih tetap menjadi persawahan. Pemiliknya mempertahankan keutuhan sawah dan belum berniat menjual atau mendirikan bangunan di tempat itu.

Bahkan, komunitas pemburu UFO yang tergabung dalam Indonesia UFO Network (IUN) berkolaborasi dengan warga mendirikan monumen peringatan di lokasi munculnya crop circle.

Monumen Crop Circle (Monumen UFO) ini dibangun bertepatan dengan peringatan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) yang diperingati setiap 21 Juli di Indonesia. Pada saat itu juga, IUN menggelar Indonesia UFO Festival 2022, sebuah festival UFO yang pertama dan terbesar di Indonesia.

Bertepatan dengan 12 tahun kemunculan crop circle di Berbah, warga bersama dengan perangkat desa dan komunitas menggelar syukuran dan doa bersama di di Kedai Suru Pitoe, lokasi Monumen Crop Circle (Monumen UFO) berdiri.

Pembangunan Monumen Crop Circle di Berbah ini untuk sarana edukasi bagi masyarakat sekitar serta bisa menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta.

Hal ini akan dapat terwujud berkat peran aktif masyarakat setempat sangat mendukung terciptanya ranah komunikasi sains dan pengembangan pengetahuan, khususnya tentang astronomi dan space science (sains antariksa). 

Lokasi Munculnya Crop Circle Indonesia

12 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Persawahan di Berbah yang Jadi Lokasi Munculnya Crop Circle

25 Jan 2023, 15:30 WIB


Bertepatan dengan 12 tahun kemunculan crop circle di Berbah, warga bersama dengan perangkat desa dan komunitas menggelar syukuran dan doa bersama di di Kedai Suru Pitoe, lokasi Monumen Crop Circle (Monumen UFO) berdiri.

Masih ingat dengan crop circle yang muncul di areal persawahan Berbah Sleman? Ternyata fenomena itu sudah 12 tahun berlalu sejak kemunculannya pada 23 Januari 2011.

Kala itu, warga geger dengan munculnya pola aneh di persawahan Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Berbah Sleman. Batang padi roboh dan membentuk pola lingkaran besar dan kecil. Diamter lingkaran diperkirakan berkisar 15 sampai 20 meter.

Warga setempat mempercayai jejak asing ini bukan buatan manusia. Tidak sedikit juga orang yang memprediksi ini berkaitan dengan benda asing dari luar angkasa atau UFO.

Lantas bagaimana kondisi areal persawahan yang pernah menjadi lokasi kemunculan crop circle Berbah? Ternyata, areal itu tetap menjadi persawahan. Pemiliknya mempertahankan keutuhan sawah dan belum berniat menjual atau mendirikan bangunan di tempat itu.

Bahkan, komunitas pemburu UFO yang tergabung dalam Indonesia UFO Network (IUN) berkolaborasi dengan warga mendirikan monumen peringatan di lokasi munculnya crop circle.

Monumen Crop Circle (Monumen UFO) ini dibangun pada tahun lalu, bertepatan dengan peringatan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) yang diperingati setiap 21 Juli di Indonesia. Pada saat itu juga, IUN menggelar Indonesia UFO Festival 2022, sebuah festival UFO yang pertama dan terbesar di Indonesia.

IUN adalah sebuah platform terbuka bagi lintas komunitas dan institusi di Indonesia yang masing-masing aktif melakukan riset serta pusat pembelajaran dan pertukaran informasi dalam bidang Astronomi, ET (Extra-Terrestrial), SETI, UFO/UAP, sejarah peradaban, space art, maupun space science secara umum.

Bertepatan dengan 12 tahun kemunculan crop circle di Berbah, warga bersama dengan perangkat desa dan komunitas menggelar syukuran dan doa bersama di di Kedai Suru Pitoe, lokasi Monumen Crop Circle (Monumen UFO) berdiri.

Menurut salah satu pendiri IUN, Setyawan Haryanto (Ipank), pembangunan Monumen Crop Circle di Berbah ini untuk sarana edukasi bagi masyarakat sekitar serta bisa menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta.

Sementara, Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) Venzha Christ berpendapat peran aktif masyarakat setempat sangat mendukung terciptanya ranah komunikasi sains dan pengembangan pengetahuan, khususnya tentang astronomi dan space science (sains antariksa). Ia berencana melakukan berbagai kegiatan dan lokakarya dengan tema sains antariksa dan eksplorasi ruang angkasa.


Sumber :

https://www.liputan6.com/regional/read/5189327/12-tahun-berlalu-begini-kondisi-persawahan-di-berbah-yang-jadi-lokasi-munculnya-crop-circle

Friday, December 22, 2023

Priory Of Sion

Sejarah Tentang Priory Of Sion Versi Martin Lunn

Martin Lunn, seorang Grand Master dari Dragon Society (atau nama lainnya Royal Dragoncourt Society, Dragoncourt Royal Family, Royal Dragon Society dan banyak lagi istilah lainnya, serta punya hubungan dengan Freemasonry itu) yang kelihatannya agak beroposisi dengan Kristen dan Gereja ini memberikan satu versi yang tak terlalu jauh dari yang digambarkan dalam DA VINCI CODE, HOLY BLOOD HOLY GRAIL, serta KNIGHTS TEMPLAR OF CHRIST. Dia membahas Priory dalam satu bab penuh, yaitu bab kedua, dan dalam edisi Indonesia-nya terdapat pada halaman 31-70. Berikut ini kutipannya:

Dibawah ini 'versi indonesia' dari buku Martin Lunn sendiri

Sebuah Permulaan

Sebagian besar “bukti” nyata dari keberadaan Biara Sion telah disimpan pada Bibliotheque Nationale di Paris; yang menurut para peneliti, ini telah membuat dokumen-dokumen yang relevan dengan kasus ini menjadi cukup sulit. Klaim-klaim cenderung mengindikasikan bahwa pihak administrasi di perpustakaan nasional Perancis berada pada pihak yang sama dengan Biara Sion, yang sejak tahun 1950-an telah menghalangi kepingan demi kepingan informasi yang ada bagi para peneliti untuk membongkarnya.

Ada dua dokumen yang secara khusus telah menarik perhatian Baigent, Leigh, dan Lincoln ketika mereka tengah menulis buku yang meyakinkan pada tahun 1982, yaitu Holy Blood, Holy Grail [3. Buku ini memiliki hubungan yang dekat dengan Da Vinci Code karena kisahnya seputar kenyataan yang ada bahwa ada sebuah komunitas rahasia yang dikenal sebagai Priory of Sion (PS) yang memiliki sejarah yang panjang dimulai dari pasukan perang Salib yang pertama hingga Knight Templars(Biarawan Ksatria) sebagai militer dan seksi keuangan. PS ini, seperti yang dilansir oleh bukuHoly Blood, Holy Grail, dipimpin olehGrand Master / Nautonnier. Tak hanya itu saja, masalahMerovingian, dan hal lain dalam buku ini menjadi sumber Dan Brown dalam membuat novel (ed. Ind).], sehubungan dengan garis darah Merovingian. Pertama, adalah Dossier Secret [4. Pada tahun 1975, Paris Bibliotheque Nationale menemukan kertas perkamen yang berisi daftar orang-orang yang termasuk anggota Biara Sion. Di dalamnya termasuk Isaac Newton, Botticelli, Victor Hugo dan Leonardo da Vinci. Kertas perkamen ini dikenal sebagai Les Dossiers Secrets (ed. Ind).] yang penuh dengan teka-teki, yaitu berupa koleksi kertas-kertas yang nampaknya tidak berhubungan satu dengan lainnya, tapi kini secara misterius bertambah dan diambil secara periodic. Kedua adalah sebuah karya yang dikenal sebagai Le Serpent Rouge (Sang Ular Merah), yang mungkin ditulis oleh Jean Cocteau, sebagaimana tersirat dari gaya tulisannya yang khas. Karya tersebut mengandung silsilah keluarga Merovingian, sebuah rencana dasar dari L’Eglise de Saint-Sulpice dan tiga-belas syair yang berhubungan dengan rasi bintang (termasuk tanda ke tiga-belas berada antara Scorpio dan Sagaitarius: Opiuchus, “The Serpent Holder”). Para pengarang yang disebutkan pada kedua dokumen ini (empat pria sekaligus) telah mati dalam situasi yang tak bisa dijelaskan.

Biara Sion atau “Prieuré de Sion”, sebagaimana dikenal di Perancis, dikatakan memiliki akar pada sebuah hermetik [5. Dalam teks Asli, “Hermetic” berbeda dengan “Hermeneutic”. Hermetik itu mempelajari okultisme dan sihir (sulap). Masih ada hubungannya dengan Dewa Hermes dan sebuah sinkretisme kombinasi antara Dewa Hermes dengan Dewa Mesir Thoth. Hermetik juga dekat dengan astrology dan alkemi. Penganut Hermetik yang mempunyai pengikut diantaranya adalah Eliphas Levi yang ‘mencipta’ Baphomet (ed. Ind).] atau masyarakat Gnostik yang dipimpin oleh seorang arif dari Mesir bernama Ormus pada tahun 46 Masehi. “Ormus” juga merupakan julukan Biara Sion, yang diambil pada tahun 1188 ktika diubah namanya dari “Order of Sion.” Pada masa ini mereka juga merujuk pada diri mereka sendiri sebagai “Ordre de la Rose-Croix Veritas” (“Order of the True Rose-Cross”) dan ini menunjukkan bahwa Biara Sion bisa jadi adalah Ordo Rosicrucian (Rosicrucian Order) yang asli.

Belum sampai abad pertengahan, segala macam organisasi yang berhubungan dengan Sion, menjadi terkenal di kalangan sejarawan. Biara Orval di Stenay (dahulu disebut “Satanicum”) yang berlokasi di Ardennes sebelah selatan Perancis, ditemukan oleh sekelompok biarawan asal Calabria di Itali pada tahun 1070, yang dipimpin oleh keturunan Merovingian “Pangeran Ursus” (diisukan menjadi cicit Dagobert II, yaitu Sigisbert VI). Para biarawan ini membentuk basis Ordo Sion di mana mereka bisa berabung bersama dengan Ordo Biara Godfroi de Bouillon di tahun 1099 – tahun di mana ia mengambil alih Yerusalem. Godfroi de Bouillon bukan hanya sebagai Duke of Lorraine, tapi ia juga sebagai keturunan Dagobert II, dan seorang Merovingian. Ia merupakan raja yang memiliki kekuasaan mutlak (lihat bab tiga untuk pembahasan lebih lengkap) [6. Teks Asli, Godfroi de Bouillon was not only the Duke of Lorraine. As a descendant of Dagobert II, he was, as a Merovingian, a rightful king. Dan Brown menuliskan nama ‘Godfroi’ dengan ‘Godefroi’. Lunn menggunakan nama ‘Godfroi’. Ini sama saja. Sama seperti jika Inggris menyebutnya dengan ‘Godfrey of Bouillon’ dan Perancis mengenalnya dengan ‘Godefroi de Bouillon’. (Ed. Ind).]. Stenay merupakan satu dari dua ibu kota Merovingian. Berada dekat hutan suci Woevres, di mana Raja Dagobert II pernah dibunuh ketika sedang berburu pada tanggal 23 Desember, 679, sebagaimana Dan Brown nyatakan, Raja ditikam matanya ketika sedang tidur di bawah pohon. Diperkirakan bahwa putra babtisnya yang telah membunuhnya di bawah perintah Pepin the Fat, Mayor istana Dagobert yang berkhianat.

Ini menimbulkan pertanyaan, bahwa pengiriman Biara Sion selalu menjadi pembaharuan bagi dinasti Merovingian dan keturunannya menuju mahkota Eropa, terutama setelah kehilangan hak mereka pasca terbunuhnya Dagobert. Lewat berbagai macam kesepakatan dan pernikahan, garis keturunan tersebut akhirnya menyebar kepada beragam bangsawan dan istana, seperti bangsawan Blanchefort, Gisors, Saint-Clair, Montesquieu, Monpézat, Poher, Luisignan, Plantard dan keluarga Hapsburg-Lorainne. Hal ini pun bertahan selama beberapa waktu di bawah pemimpin Ordo yaitu Biara Notre Dame du Mont de Sion, yang terletak di Selatan Yerusalem. Biara itu dilengkapi senjata dan dibangun di atas reruntuhan Basil Byzantium. Menurut artikel majalah Biblical Archaeology terbitan 1990, Gunung Sion nampaknya telah menjadi markas besar dari Yerusalem Ebionit. Para pengikut Yesus ini tidak menganggap Paul sebagai pemimpin yang berhak dalam Gereja Kristen, melainkan saudaranya, James.

Klaim bahwa Biara Sion, seperti Langdon kutip, “memiliki dokumentasi sejarah yang baik dari pengabdian terhadap Perawan Suci,” dan pengabdian Maria Magdalena yang mereka anggap sebagai istri Yesus Kristus, sebagai penjelmaan prinsip perempuan; ini tidak semuanya meyakinkan. Berikut tulisan Tacy Twyman dalam artikel di majalah Dagobert’s Revenge [7. Dalam bahasa Indonesia, “Dagobert’s Revenge” artinya: Balas Dendam Dagobert (ed. Ind).]:

Maria Magdalena didukung oleh banyak peneliti tentang Grail sebagai tokoh perempuan yang menakjubkan dan pemberani, mereka juga mengatakan kalau Maria Magdalena menulis injil karena Gereja telah diancam oleh kewanitaannya. Tapi, baik Magdalena maupun pihak pendeta Gereja tidak berpikir dalam bahasa yang sama, bahkan mereka juga tidak menganggap kepentingan semacam itu. Magdalena adalah ancaman bagi Gereja bukan karena ia adalah perempuan, tapi karena ia adalah ibu dari anak-anak Kristus – yang kelak menjadi penerus kerajaan dan kenabiannya. Dengan hak tersebut mereka seharusnya telah menjadi hak pewaris yang sah bukan hanya untuk Gereja Kristus, tapi juga kekuasaannya di Yerusalem (yang dalam pandangan tertentu juga berarti hegemoni yang meliputi seluruh wilayah bumi). Kedua tuntutan ini menjadi ancaman bagi Gereja, yang tidak hanya berharap menguasai dunia secara spiritual tapi secara sekuler juga; dan pihak Gereja pun mengumumkan bahwa siapa saja berhak menjadi raja tanpa melihat kelahirannya.

Godfroi de Bouillon adalah orang yang paling menyadari bahwa ia adalah anggota keluarga Grail, makanya hanya seorang Merovingian dan Raja yang berkuasa secara sah di Yerusalem yang dapat meneruskan jejak keluarganya kembali melalui garis keturunan David (the Davidic Line). Setelah menguasai Yerusalem, ia mendirikan pasukan Biarawan Ksatria. Walau pun terdapat tiga pasukan Kristen yang mengepung Palestina, Godfroi tampaknya tahu bahwa ia akan terpilih menjadi Raja Yerusalem. Setelah itu, ia menjual segalanya sebelum berangkat dan menjelaskan bahwa ia bermaksud tinggal di Yerusalem seumur hidupnya. Namun  ia menolak gelar “Raja”, dan hanya mau menerima gelar “Pelindung Kota Suci.” Baigent, Leigh, dan Lincoln melanjutkan opini bahwa kelompok biarawan Calabrian yang disebutkan di atas, menghilang tanpa ada keterangan dari Orval – penasehat kelompok non-militan yang sama yang dikenal menjadi teman perjalanan Godfroi menuju Yerusalem. Mereka juga menyarankan bahwa kelompok ini adalah orang-orang yang akan memilih Raja Yerusalem.

Ordo Sion muncul untuk menduduki biara Notre Dame du Mont de Sion dari kelembagaan umum Biara pada tahun 1118 hingga 1152. Biara-biara tersebut akhirnya dikenal sebagai Ordo militer-relijius di tahun 1127 di Troyes oleh pengadilan Count of Champagne dan Hugues de Payen terpilih sebagai kepala biarawan.

Ketika Louis VII dari Perancis kembali dari perang Salib II, ia membawa pulang 65 anggota Ordo. Tujuh  orang dari mereka masuk angkatan militer Biarawan Ksatria [8. Teks aslinya, Knight Templar; adalah pasukan ksatria yang religius ini dibentuk di zaman perang Salib yang menurut Langdon, tugassamarannya adalah mempertahankan Tanah Suci atau melindungi para peziarah yang merasa terancam. Kostum perang dari Knight Templar ini berbeda dengan pasukan yang lain. Mereka memakai jubah putih dengan tanda salib merah besar (ed. Ind).] dan semuanya membangun ulang hubungan mereka dengan Perancis di Orleans. Dokumen yang menyatakan tentang pembentukan ordo yang dibuat oleh Louis VII masih tersimpan hingga kini di Perancis.

Biara Orval menjadi kediaman bagi ordo Cistersian di tahun 1131. Ordo ini dulu pernah mengalami kondisi buruk yang serius, namun kondisi mereka akhirnya berkembang seiringan bersama para biarawan-biarawan ksatria (Templar) itu. Keduanya memperoleh kemakmuran yang luar biasa dan berbidang-bidang tanah.

Nama Ordre de Sion telah muncul pada dokumen setidaknya sejak 19 Juli 1116. Kesepakatan lebih lanjut tercatat pada tahun 1178, pelantikan Paus Alexander II dan memperkuat kepemilikikan [Catatan penulis: teks aslinya memang seperti itu. Mungkin ini merupakan salah ketik dari penerjemahnya. Yang benar (mungkin) kepemilikan.] tanah ordo bukan hanya Tanah Suci tapi juga meliputi seluruh benua Eropa.

Di tahun 1956 dokumen Chopper Scroll [9. Chopper Scroll ini adalah salah satu dari The Dead Sea Scrolls (Naskah Gulungan Laut Mati) yang menjadi penemuan arkeologi yang mengejutkan abad ini. Ditemukan oleh seorang gembala domba Badui di Gua Qumran, 10 mil dari Yerussalem yang isinya menimbulkan pandangan baru tentang masa-masa pergolakan kelahiran agama Kristen dan Yudaisme modern. Buku terbaru dari Michael Baigent dan Richard Leigh adalah The Dead Sea Scroll Deception”, yang melancarkan tuduhan bahwa penundaan itu sebagai konspirasi Vatikan untuk menyembunyikan fakta bahwa warga masyarakat Qumran adalah pemeluk agama Kristen pertama yang dipimpin oleh murid Yesus yang bernama James. (ed. Ind).] dari Qumran disingkap arti dan rahasianya di Universitas Manchester. Diungkapkan bahwa Ark of the Covenantdan sebuah harta karun besar berupa emas terpendam di bawah Kuil Solomon. Pada tahun 1979, Pierre Plantard de Saint-Clair, Biara Sion terakhir yang terkenal, mengatakan pada Baigent, Leigh dan Lincoln bahwa Biara Sion memiliki harta karun dari biara Yerusalem, yang dicuri oleh orang Roma selama masa pemberontakan tahun 66 sesudah Masehi. Kisah ini digambarkan pada Arch of Titus di Roma. Ketika kaum Visigoth mendapatkan Roma, harta karun pun ikut terjarah dan mungkin menuju Perancis selatan, dekat Rennes-le-Château, Plantard lalu segera berkata bahwa “harta karun” akan dikembalikan ke Israel kalau “waktunya sudah tepat.” Ia tidak mengatakan secara rinci apakah yang dimaksud dengan harta karun itu adalah pemahaman umum atau berupa kumpulan dokumen, atau – seperti yang Dan Brown katakan – yaitu sebuah peta untuk menunjukkan tempat Holy Grail bersembunyi.


Sumber :

https://indtruth.blogspot.com/2016/05/sejarah-tentang-priory-of-sion-versi.html

Thursday, December 21, 2023

Kisah Atlantis, negeri Sang Aquaman


Film Aquaman and the Lost Kingdom resmi baru tayang di bioskop Indonesia yang merupakan sekuel dari Aquaman yang sudah dinantikan oleh para penggemar superhero. Cerita Aquaman menceritakan kisah Aquaman sebagai Raja Atlantis baru. 

Lalu apakah negeri Atlantis benar-benar ada di masa lalu?



Asal-usul Atlantis yang dianggap benua hilang masih menyisakan tanda tanya besar yang belum terjawab. Atlantis sering dikaitkan dengan masyarakat utopis. Utopis merupakan tatanan masyarakat yang memegang kebijaksanaan serta dapat membawa perdamaian dunia.

Asal-Usul atlantis tidak pernah lekang oleh waktu seperti legenda lainnya. Pasalnya, sejarah telah mencatat persis kapan dan dimana kisah Atlantis pertama kali muncul.

Kisah Atlantis pertama kali diangkat dalam percakapan tokoh "Timaeus" dan "Critias". Cerita ini ditulis Plato sekitaran tahun 360 SM. Plato menceritakan Atlantis berbeda dengan anggapan pada umumnya. Versi berlainan dengan cerita utopia atau khayalan yang damai.

Namun Atlantis bukanlah tempat untuk dihormati atau ditiru sama sekali. Atlantis bukanlah masyarakat yang sempurna. Justru sebaliknya, Atlantis adalah perwujudan dari negara yang kaya secara materi, maju secara teknologi, dan kuat secara militer yang telah dirusak oleh kekayaan, kecanggihan, dan kekuatannya.

Selama berabad-abad, banyak orang mengklaim bahwa ada kebenaran di balik mitos Atlantis. Asal-usul legenda ini bukan sekedar fiksi.

Kendati demikian, hal tersebut memicu berbagai spekulasi mengenai tempat akan ditemukannya Atlantis. Bahkan tak terhitung seberapa banyak peneliti mencoba menemukan Atlantis berdasarkan fakta yang sama.

Lalu dimanakah negeri Atlantis berada?

Para ilmuwan membandingkan beberapa negara dengan ciri-ciri Benua Atlantis, mulai dari luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi hingga cara bercocok tanam. Tak tanggung-tanggung, penelitiannya untuk buku tersebut menghabiskan waktu 30 tahun.

Ada teori bahwa Indonesia adalah Benua Atlantis. Salah satunya adalah keberadaan Pulau Natuna, Kepulauan Riau sebagai kota yang misterius itu. 

Para ilmuwan sepakat bahwa ada benua yang tenggelam di Indonesia, namanya adalah Sundaland. Benua yang tenggelam ini adalah wilayah laut dangkal antara Sumatera dan Kalimantan. 

Tulisan Plato menjelaskan Atlantis terletak sangat jauh di Samudera Atlantik. Curah hujan tinggi, air melimpah, matahari melewati atasnya, beriklim hangat. Aliran sungai melimpah, hanya dua musim, tanah subur, kayu melimpah, pertanian dan peternakan maju. Tanahnya terbaik di dunia, berlimpah tanaman dan kayu pertukangan. Flora dan fauna beragam.

Ini menunjukkan daerah Atlantis beriklim tropis. Hanya tiga kemungkinan, Amerika Tengah, Afrika tengah atau Asia Tenggara.

Plato menulis terdapat bangunan berlapis perunggu, kuningan, emas dan orichalcum yang didiskripsikan berwarna merah, harga lebih mahal kecuali emas. Kemungkinan batu pertama tersebuat adalah Zirkon yang banyak ditemukan di Kalimantan.

Catatan Plato berikutnya, pusat pemerintahan berada di laut, di mulut laut. Terdapat banyak pulau. Dermaga yang ramai dan dikunjungi dari berbagai penjuru. Armada angkatan laut yang kuat. 

Teks berikutnya, wilayahnya memiliki sebuah laut dan mulut laut yang dikelilingi benua tak terbatas. di luar wilayah terdapat Samudera. Menjulang dan terjal di sisi Samudera. Kemungkinan di Sundalandia atau Asia Tenggara bagian Barat. Sekarang pulau Sumatera dan Kalimantan.

Peta dunia 11.600 tahun, Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera masih terhubung dalam satu daratan, disebut Sundalandia.

Plato menulis pulau ibukota Atlantis ada di laut yang dikelilingi benua tak terbatas, yang lainnya adalah samudera yang sebenarnya. Bekas kotanya sekarang berada di bawah laut. Tak dapat dilayari dan ditembus karena tertutup terumbu karang.

Diperkirakan lokasi di laut Jawa, di lepas pantai Kalimantan. Ibu kota Atlantis identik dengan terumbu karang Gosong Gia atau Annie Florence Reef. Gosong Gia terletak 150 kilometer timur laut Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.

Teks Plato berikutnya, ciri-ciri kota terdapat mata air panas dan dingin. Batu berwarna putih, hitam dan merah. Bebatuannya dilubangi untuk atap galangan (kapal) ganda.

Catatan plato ini mirip dengan Pulau Bawean, Gresik. Ada mata air panas dan dingin. Terdapat bebatuan beku berwarna merah, putih dan hitam. Di bawah bebatuan ini bisa untuk simpan kapal (galangan).

Untuk menggambarkan Kota Atlantis, Plato menulis kota terdiri dari cincin-cincin konsentris zona perairan dan dataran. Terdapat kuil kecil di atas bukit. Terdapat istana raja dan rumah pejabat. bangunan kuil dilapisi orichalcum, emas dan perak.

Plato mencatat Atlantis hancur sembilan ribu tahun sebelum Solon. Hancur karena gempa bumi dan “banjir” dari laut. Tenggelam tanpa henti setelahnya. “Banjir laut itu tsunami. Gempa dan tsunami saling terkait,”.

Terjadi tsunami yang diawali dengan gempa bumi. Kemudian puing kota tenggelam karena kenaikan permukaan air laut secara perlahan-lahan. Bertepatan dengan bencana alam pada akhir periode dryas muda, sekitar 11.600 tahun lalu. Berat es bergeser ke lautan memicu retakan di kerak bumi untuk bergerak menyebabkan bencana hebat. Menyebabkan gempa, letusan gunung api, gelombang pasang dan banjir. Menghancurkan populasi manusia.

Saturday, December 16, 2023

Perang Nuklir di Masa Lampau

Kisah perang Mahabharata yang super dahsyat apakah benar merupakan perang nuklir di masa lampau?

PERISTIWA perang Mahabharata pada zaman India kuno kemungkinan besar merupakan sebuah perang berteknologi tinggi semacam perang nuklir.  Karena beberapa bukti-bukti kerusakan akibat pe­rang itu menunjukkan hal tersebut. Spekulasi perang Maha­bha­rata sebagai perang nuklir di­per­kuat dengan adanya pene­muan arkeologis.

Para arkeolog menemukan ba­nyak puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan ce­kung tidak merata.

Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling ren­dah 1.800 C. Bara api yang bia­sa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pe­dalaman India, orang-orang juga me­nemukan lebih banyak rerun­tu­han batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin se­perti kaca, lapisan luar perabot ru­mah tangga yang terbuat dari ba­tuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi.

Mahabharata, adalah sebuah wi­racarita India kuno yang terkenal, ber­bahasa Sansekerta, yang melu­kiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra dalam mem­perebutkan takhta kerajaan kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Kisah berawal dari kehidu­pan dua saudara sepupu yakni Ku­ra­wa dan Pandawa yang hidup di te­pian sungai Gangga.

Perang digambarkan saat Arjuna yang gagah be­ra­ni, duduk dalam Weimana (sa­ra­na terbang yang mirip pesawat ter­bang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, se­macam senjata yang mirip rudal, ro­ket yang dapat melepaskan nyala api di atas wilayah musuh, se­perti hujan lebat yang kencang, me­ngepungi musuh, kekuatannya sa­ngat dahsyat.

Dalam sekejap, sebuah baya­ngan yang tebal dengan cepat ter­ben­tuk di atas wilayah Pandawa, ang­kasa menjadi gelap gulita, se­mua kompas yang ada dalam ke­gelapan menjadi tidak berfungsi, ke­mudian badai angin yang dah­syat mulai bertiup, disertai dengan debu pasir, burung-burung berci­cit ­panik seolah-olah langit runtuh, bu­mi merekah.

Matahari seolah-olah bergo­yang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi ber­gon­­cang, gunung bergoyang, di ka­wa­san darat yang luas, binatang-bi­natang mati terbakar dan berubah ben­tuk, air sungai kering keron­tang, ikan udang dan lainnya se­mua­nya mati.

Saat roket meledak, suaranya ba­gaikan halilintar, membuat pra­jurit musuh terbakar bagaikan ba­tang pohon yang terbakar hangus. Jika akibat yang ditimbulkan oleh sen­jata Arjuna bagaikan sebuah ba­dai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Aleng­ka juga merupakan sebuah le­dakan nuklir dan racun debu radioaktif.

Ada beberapa penelitian yang berusaha menguak tabir misteri kehidupan manusia di masa lampau ini. Tentang bagaimana kehidupan sosial hingga kemajuan ilmu dan teknologi mereka. 

Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. 

Bukti ilmiah peradaban Veda. Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil maupun artefak- alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti menunjukkan bahwa peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta bahkan miliaran tahun yang lalu. 

Dari berbagai belahan dunia termasuk juga dari Indonesia telah dapat mengungkapkan misteri peradaban weda tersebut secara bermakna. Dalam buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak- peninggalan berupa kendi, alas kaki, alat masak dan sebagainya yang telah berusia ratusan juta tahun bahkan miliaran tahun, dibuat oleh manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat oleh kera atau primata yang lebih rendah.

Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di Kuruksetra merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. 

Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun. Kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.

Lagi-lagi perang dan haus kekuasaanlah yang mengakibatkan manusia menjadi terpuruk. Dan hal ini patut kita renungkan lebih seksama sebagai buah pelajaran bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. 

Semua kesatria yang dikisahkan dalam Mahabharata hampir semuanya hebat dan memiliki senjata dari anugerah Dewa. Senjata itu konon ada yang setara dengan bom atom dan nuklir serta persenjataan dalam peperangan zaman modern. Dalam Mahabharata dikisahkan, para kesatria hebat itu memiliki kemampuan menyusun perang dan menggunakan senjata-senjata sakti dari anugerah Dewa itu. Karenanya, dalam peperangan di Kuruksetra Mahabharata selama 18 hari banyak berjatuhan korban jiwa dari kedua belah pihak, baik Kurawa dan Pandawa. Konon hingga jutaan jiwa melayang. 

Monday, December 11, 2023

Konspirasi Elit Global Dunia

 


Pernahkah Manusia Mendarat di Bulan?

Teknologi di tahun 2000-an ini sudah semakin canggih semenjak tahun 1969, namun mengapa tidak ada pendaratan di Bulan lagi?.

Jangan-jangan tidak pernah ada pendaratan manusia ke bulan?.

Sejak pendaratan pertama di bulan pada tahun 1969, dunia seakan puas oleh peristiwa itu. Berita kesuksesan proyek Apollo 11 hingga Apollo 17 menjadi informasi tunggal bukti kedigdayaan manusia dalam menguasai jagad raya.

Dalam perjalanan waktu, teknologi berkembang pesat. Sayangnya setelah berpuluh-puluh tahun kemudian belum tersiar lagi berita pendaratan manusia di bulan.

Tak heran jika kemudian muncul wacana yang dikenal sebagai teori konspirasi yang mencoba memutarbalikkan bahwa manusia tidak pernah mendarat di bulan. Sebuah wacana yang mengajak kita untuk berani berpikir kritis, benarkah manusia pernah mendarat di bulan.

Adalah Bill Kaysing, yang menunjukkan sejumlah dugaan ketidakkonsistenan dalam rekaman misi Apollo 11 yang kini terkenal di dunia di Bulan dalam rekaman baru yang muncul kembali.

Teori konspirasi tentang pendaratan di Bulan ada dalam buku, We Never Went to the Moon, yang terbit pada tahun 1974.

Hasil investigasinya didasarkan pada kejanggalan yang ada pada rekaman dan foto-foto yang dirilis oleh NASA.

Alih-alih mendarat di bulan, namun pendaratan di bulan sebenarnya difilmkan di studio produksi di Area 51, Nevada.

Hal ini menjadikan teori konspirasi pendaratan Bulan atau sering disebut teori hoaks bulan terbaik merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah mendarat di bulan. 

Faktor pendukung pertama, adalah Radiasi sabuk Van Allen.

Konon untuk mencapai bulan, para astronaut harus melintasi sabuk radiasi Van Allen yang hampir tidak mungkin dilakukan. Sabuk itu terdiri dari partikel dan radiasi kosmik yang tertangkap oleh medan magnetik bumi. Jadi, Tidak akan mungkin melintasi sabuk radiasi itu. 

Faktor pendukung kedua, adalah Bintang-bintang di angkasa.

Pada foto-foto pendaratan di bulan, tidak terlihat adanya bintang-bintang di langit yang menunjukkan bahwa foto tersebut palsu.

Faktor pendukung ketiga, Bayangan yang mengarah ke arah yang berbeda-beda.

Pada beberapa foto pendaratan di bulan menunjukkan arah bayangan yang tidak seragam. Ini menunjukkan adanya lebih dari satu sumber pencahayaan seperti di sebuah studio. Sebab, matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di bulan. Seperti beberapa foto yang menunjukkan bayangan batu dan wahana Lunar Lander mengarah ke arah yang berbeda.

Faktor pendukung keempat, Bendera yang berkibar.

Fakta menunjukkan bahwa tidak ada angin di bulan. Namun pada sebuah foto, benderanya dapat berkibar.

Terdapat foto yang sangat terkenal, yaitu peristiwa pengibaran bendera Amerika Serikat oleh astronot Aldrin Buzz. Kita paham bahwa di bulan tidak terdapat udara, oksigen atau angin yang mampu membuat sesuatu dapat berkibar. Namun pada foto ini tampak jelas bahwa bendera Amerika Serikat tersebut berkibar. Anehnya NASA berkilah bahwa angin yang tejadi diakibatkan oleh "angin matahari".

Ruang angkasa mempunyai daya radiasi yang tidak terlihat oleh manusia yang disebut sebagai radiasi kosmik. Sehingga perjalanan ke bulan juga akan dipenuhi akan bencana kosmik oleh atmosfer dan medan magnet bumi.

Bahaya radiasi matahari juga akan meningkat dan menjadi lebih berbahaya jika terjadi penyinaran sinar matahari secara langsung, hal ini akan menjadi ancaman terbesar bagi sang astronot.

Lalu apa yang mendasari hal ini?.

Terlebih jika kita mengetahui bahwa pada tahun 1957 itu terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet alias Rusia sekarang.

Apalagi pada tahun 1961, Uni Soviet telah mampu menerbangkan Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang berhasil terbang ke luar angkasa.

Sehingga, Amerika Serikat sebagai negara adikuasa terasa terusik, sehingga hanya dalam waktu 9 tahun, yaitu pada tahun 1969, Amerika Serikat menjadi negara pertama yang mampu mendaratkan manusia ke bulan.

Namun, sekali lagi hingga di tahun 2020 ini tidak pernah terdengar lagi pendaratan manusia ke bulan, padahal teknologi sudah berkembang pesat lebih canggih.

Diperlukan keberanian berpikir kritis untuk meninjau kembali sejarah yang sudah tertulis. Beberapa fantasi dan spekulasi dalam pikiran kita perlu kita ungkapkan dan pertanyakan kembali.

Bukalah mata hati dan logika.

Teori Konspirasi Pendaratan di Bulan

Ahli teori konspirasi pendaratan di bulan merinci ‘bukti tak terbantahkan misi Apollo 11 dipalsukan’

by Inipasti  July 21, 2020 in Antariksa, Sains & Teknologi


INIPASTI.COM, Ahli teori konspirasi terkenal, Bill Kaysing, menunjukkan sejumlah dugaan ketidakkonsistenan dalam rekaman misi Apollo 11 yang kini terkenal di dunia di Bulan dalam rekaman baru yang muncul kembali.

Ada “bukti tak terbantahkan bahwa pendaratan di Bulan adalah palsu”, menurut salah satu ahli teori konspirasi terkemuka dunia.

Senin, 20 Juli, menandai 51 tahun sejak Misi Antariksa NASA Apollo 11 yang dikawal Neil Armstrong dan Edwin “Buzz” Aldrin mendarat di Bulan, pertama kali manusia berhasil melakukannya.

Ketika dunia menyaksikan dengan penuh kekaguman, Armstrong mengucapkan kalimat yang sekarang abadi: “Itu satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia.”

Prestasi luar biasa dari pencapaian manusia tampaknya hampir terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, dan menurut beberapa orang persis seperti itu.

Tak lama kemudian, teori konspirasi pendaratan di Bulan mulai berlaku, dengan banyak muncul pada tahun 1970-an, setelah Program Apollo berakhir.

Teori konspirasi panjang pertama tentang pendaratan di Bulan ada dalam buku yang diterbitkan sendiri, We Never Went to the Moon, 1974, oleh Bill Kaysing.

Dia adalah seorang penulis teknis di kontraktor ruang angkasa Rocketdyne pada 1950-an, dan meninggal pada 2005.

Mantan perwira angkatan laut AS bersikeras pendaratan di bulan difilmkan di studio produksi di Area 51.

Dia mengklaim memiliki pengetahuan konspirasi pemerintah untuk memalsukan pendaratan di bulan.

Sekarang, dalam sebuah video baru-baru ini muncul kembali yang telah diposting di YouTube berjudul ‘Bukti yang Tidak Dapat Dipungkiri bahwa Pendaratan di Bulan Itu Palsu’, teoretikus konspirasi terkenal Kaysing mengatakan, dengan pengalaman bertahun-tahun bekerja di industri ini, bahwa pendarat bulan akan meninggalkan “kawah besar” di bulan.

Dia berkata: “Setelah melihat ratusan penembakan roket ketika saya dipekerjakan oleh Rocketdyne, saya tahu jet pendarat bulan akan menciptakan kawah yang sangat besar.

“Itu akan menjelajahi permukaan Bulan, itu akan melemparkan batu, pasir, semuanya dan menciptakan kawah yang mungkin begitu besar sehingga seluruh pendarat bulan bisa tenggelam ke dalamnya.

“Lagi pula kita berurusan dengan mesin dorong 10.000lb yang menunjuk langsung ke permukaan, diturunkan ke permukaan, namun jika Anda melihat gambar pendarat bulan di bulan, tidak ada gangguan apa pun di bawah roket pendarat bulan.”

Kaysing menambahkan bahwa tidak hanya akan ada kawah tempat pesawat ruang angkasa itu mendarat, tetapi debu akan diterbangkan “enam arah dari hari Minggu dan akan mendarat di mana-mana”.

Dia menambahkan bahwa suara yang dibuat oleh pesawat ruang angkasa juga akan membuat mustahil bagi Neil Armstrong, orang pertama yang berjalan di bulan, untuk didengar saat dia sedang merekam pendaratan.

“Inilah Armstrong yang berbicara tentang pendaratan di bulan dengan mikrofon, namun dia praktis duduk di atas mesin roket yang mengeluarkan tingkat suara 140 atau 150 dB.

“Sekarang, kita tahu bahwa itu benar-benar mustahil untuk mengatasi tingkat suara di dalam pendarat bulan dengan suara manusia normal.”


Sumber :

https://inipasti.com/ahli-teori-konspirasi-pendaratan-di-bulan-merinci-bukti-tak-terbantahkan-misi-apollo-11-dipalsukan/

Konspirasi Pendaratan Bulan

Teori konspirasi pendaratan Bulan

Astronaut Buzz Aldrin dan Neil Armstrong dalam pelatihan NASA dari tiruan Bulan dan modul pendarat. Teori konspirasi mengatakan bahwa film dengan misi dibuat menggunakan set mirip dengan tiruan saat pelatihan.

Teori konspirasi pendaratan Bulan atau sering disebut teori hoaks bulan terbaik merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah mendarat di bulan. NASA dengan cerdik membuat foto dan rekaman pendaratan di bulan di sebuah studio di Nevada.

Asal mula
Pada tahun 1974, seseorang bernama Bill Kaysing menerbitkan sebuah buku berjudul We Never Went to the Moon: America's Thirty Billion Dollar Swindle. Isinya mengatakan bahwa Amerika telah memalsukan pendaratan di bulan. Hasil investigasinya didasarkan pada kejanggalan yang ada pada rekaman dan foto-foto yang dirilis oleh NASA.

Sejak itu, teori konspirasi pendaratan bulan lahir. Beberapa buku ditulis setelah buku Kaysing, mengusulkan ide yang sama. Setelah itu buku-buku atau situs yang membela pendaratan di bulan juga bermunculan. Namun, pembelaan itu tidak pernah dibahas sebanyak teori konspirasinya. Sebagai renungan mengapa dengan perkembangan teknologi yang semakin maju tidak ada misi lanjutan ke bulan atau misi ke luar angkasa lainnya.

Radiasi sabuk Van Allen
Konon untuk mencapai bulan, para astronaut harus melintasi sabuk radiasi Van Allen yang hampir tidak mungkin dilakukan. Sabuk itu terdiri dari partikel dan radiasi kosmik yang tertangkap oleh medan magnetik bumi.

Menurut para pendukung teori konspirasi, tidak akan mungkin melintasi sabuk radiasi itu. Namun data menunjukkan lain. NASA telah memperhitungkan semuanya sebelum menerbangkan manusia ke bulan. Mereka menginvestasikan waktu dan uang yang tidak sedikit untuk meneliti risiko ini. Akhirnya mereka menyimpulkan bahwa radiasi itu hanya membawa risiko minimal. Butuh waktu sekitar satu jam bagi Apollo untuk melewati sabuk radiasi itu. Total dosis radiasi yang diterima para astronaut akibat radiasi itu ternyata hanya 1 rem. Seseorang dapat mengalami sakit apabila mendapat dosis 100-200 rem dan kematian pada dosis di atas 300 rem.

Lagipula sabuk itu terbentang di 40 derajat Latitude dan 20 derajat di atas dan dibawah equator magnetik. Sedangkan Wahana yang membawa Apollo hanya bergerak pada posisi 30 derajat. Jadi para astronaut hanya terekspose dengan radiasi minimal.

Bintang-bintang di angkasa

Pada foto-foto pendaratan di bulan, tidak terlihat adanya bintang-bintang di langit yang menunjukkan bahwa foto tersebut palsu.

Ini dikarenakan para astronaut tidak ke bulan untuk mengambil foto bintang-bintang. Karena itu kamera disetel dengan eksposure yang pendek untuk menghindari gambar-gambar yang over ekspose. Permukaan bulan yang terang juga mengharuskan kamera disetel seperti itu. Dengan setelan seperti itu, bintang-bintang tidak akan dapat tertangkap kamera dan permukaan bulan akan tertangkap dengan jelas.

Bayangan yang mengarah ke arah yang berbeda-beda
Pada beberapa foto pendaratan di bulan menunjukkan arah bayangan yang tidak seragam. Ini menunjukkan adanya lebih dari satu sumber pencahayaan seperti di sebuah studio. Sebab, matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di bulan. Seperti beberapa foto yang menunjukkan bayangan batu dan wahana Lunar Lander mengarah ke arah yang berbeda.

Hal ini dikarenakan bahwa permukaan bulan ditutupi oleh kawah, batu-batuan dan gundukan-gundukan, bukan permukaan yang rata. Karena itu cahaya yang menyentuh permukaan yang tidak rata itu akan terlihat membelok ke segala arah, tergantung kondisi permukaannya. Jika permukaannya naik, maka bayangan akan terlihat lebih pendek, jika permukaannya menurun, maka bayangannya akan memanjang. Jika kita memotretnya dari arah atas, tegak lurus, maka bayangannya akan terlihat mengarah ke arah yang sama. Namun karena foto diambil bukan dari atas, maka bayangannya akan terlihat menuju ke arah yang berbeda-beda.

Jikalau NASA memalsukannya dengan membuat rekaman di studio yang memiliki lebih dari satu sumber cahaya (lampu studio), maka bayangan satu objek akan muncul lebih dari satu.

Edwin Aldrin meninggalkan jejak kaki yang begitu sempurna seakan-akan permukaan bulan memiliki debu tanah yang bercampur air. Apabila permukaan bulan kering, bagaimana mungkin jejak itu terbentuk begitu sempurna, apalagi gravitasi bulan hanya 1/6 bumi. Bahkan manusia seberat 200 kg pun tidak akan dapat meninggalkan jejak seperti itu.

Debu bulan terdiri dari partikel-partikel yang terbentuk dari tabrakan-tabrakan dengan asteroid dan mikrometeorit. Setiap partikel membentuk debu yang memiliki permukaan kasar dan bergerigi. Ini menyebabkan jejak kaki dapat terbentuk dengan baik tanpa air. Lagi pula, sebagian besar permukaan bulan terdiri dari silika, materi unik yang dapat lengket satu sama lain dan membentuk rantai molekuler panjang. Di bumi, jejak seperti itu tidak dapat tercipta karena ada proses oksidasi, di mana oksigen akan segera mengisi serpihan rantai molekuler, tetapi di bulan, tidak ada oksigen sehingga jejak kaki yang sempurna dapat tercipta.

Mengenai berat dan gravitasi, memang berat di bulan akan menjadi 1/6 berat di bumi. Tapi kita tahu bahwa massa selalu sama di mana pun di seluruh jagad (Rumus Newton, weight = mass x gravity). Inilah yang menyebabkan Aldrin dapat membuat jejak seperti itu.

Bendera yang berkibar
Fakta menunjukkan bahwa tidak ada angin di bulan. Namun pada sebuah foto, benderanya dapat berkibar.

Sebetulnya itu adalah cara NASA agar dapat terlihat sebuah bendera berkibar dari sebuah foto. Mereka menginginkan sebuah foto yang heroik dengan bendera Amerika yang terlihat dengan jelas, jadi mereka memasang sebuah pipa horizontal kecil di atas tiang. Hal ini menyebabkan tiang bendera tersebut berbentuk huruf L terbalik. Bendera itu tertahan oleh pipa horizontal dan kerutan pada bendera menciptakan efek berkibar.
 
Kawah yang diakibatkan oleh Wahana NASA

Apollo 16 Lunar Module ketika di Bulan
Lunar Lander dapat mengeluarkan tenaga hingga 10.000 pound pada saat pendaratan dan keberangkatan. Namun, tidak ada kawah yang tercipta di bulan. Padahal tenaga sebesar itu akan cukup untuk membuat sebuah lubang, seperti helikopter yang mendarat di padang pasir.

Hal ini terjadi karena aktivitas Lunar Lander kebanyakan terjadi sebelum pendaratan di bulan. Ribuan kaki di atas permukaan bulan, Lunar Lander mengurangi kekuatan semburannya hingga hanya tinggal 3.000 pon. Kekuatannya dikurangkan lagi ketika tinggal beberapa kaki di atas permukaan bulan. Jadi kawah tidak mungkin terbentuk di permukaan bulan. Lagi pula permukaan bulan bukan hanya terdiri dari debu saja, melainkan materi-materi keras yang disebut Lunar Regolith. Jadi tentu saja tidak akan ada kawah yang terbentuk.

Latar Belakang yang sama
Terdapat dua video klip yang menunjukkan dua bukit sama persis. Padahal NASA mengatakan bahwa dua klip itu diambil di dua lokasi yang berbeda.

Namun itu adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh pemercaya teori konspirasi. Mereka mengambil klip tersebut dari film dokumenter yang ditayangkan di TV. Film dokumenter tersebut ternyata menggunakan klip yang salah. Kesalahan ini ditayangkan di TV dan klipnya diambil oleh para pemercaya teori konspirasi.

Batu dengan huruf "C" di atasnya
Foto dari misi Apollo 16 menunjukkan sebuah batu dengan huruf "C" di atasnya yang menyimbolkan tanda properti studio.
 
Pertanyaan ini telah diselidiki dan dijawab oleh sebuah web yang menginvestigasi anomali bulan. Huruf C itu adalah akibat sehelai rambut yang tersangkut di kertas ketika foto itu diproses. Foto sama yang diproses berikutnya tidak menunjukkan huruf itu. Para pemercaya teori konspirasi mengambil foto ini dan menjadikannya senjata untuk menyerang NASA.

Crosshair yang menghilang di foto
Pada beberapa foto, terlihat "crosshair" menghilang di belakang objek. Seakan-akan NASA memanipulasi foto tersebut.

Beberapa foto yang menunjukkan crosshair menghilang di belakang benda dapat dijawab dengan mudah. Jawabannya adalah resolusi kamera. Pencahayaan yang intens dengan resolusi kamera yang rendah menyebabkan crosshair menghilang ketika menyentuh benda terang. Ini adalah gejala umum dalam teknik fotografi. Foto NASA yang diproses dengan resolusi tinggi, tentu saja crosshair-nya tidak menghilang.

Objek yang seharusnya terlihat gelap

Pada beberapa foto, seperti seorang astronaut yang turun dari Lunar Lander, harusnya astronaut itu tidak terlihat sama sekali karena tertutup oleh Lunar Lander, namun foto tesebut malah menunjukkan detail yang luar biasa jelas.

Ini dikarenakan permukaan bulan memantulkan cahaya dan cahaya ini memberikan penerangan tambahan terhadap objek. Diperkirakan permukaan bulan merefleksi cahaya sebesar 340 lumens per kaki persegi. Ini ekuivalen dengan lampu pijar seterang 35 watt. Cahaya ini akan merefleksi kepada hasil pemotretan.

Penjelasan lebih lanjut

Batu bulan yang dibawa oleh Apollo 15 - lebih tua daripada batu di Bumi
Terdapat argumen-argumen lain yang mendukung kebenaran pendaratan di bulan. Misalnya, NASA tidak hanya sekali mengirimkan manusia ke bulan. NASA mengirim Apollo 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 menuju bulan. Apollo 13 gagal mendarat namun berhasil pulang dengan selamat. Apabila NASA memalsukan pendaratan Apollo 11, mengapa mereka harus mengirim misi lagi hingga Apollo 17. Padahal setelah Apollo 11, ketertarikan manusia terhadap bulan sudah berkurang jauh. Banyak orang yang percaya teori hoax bulan mengatakan mengapa setelah Neil Armstrong tidak ada lagi pendaratan ke bulan. Ini adalah pernyataan yang menyesatkan. Sesungguhnya Total astronaut yang mendarat dan berjalan kaki di bulan ada 12 astronaut (2 astronaut untuk masing-masing Apollo). Setelah 1972 tidak ada lagi misi ke bulan karena Amerika mengalami beberapa kali resesi yang menyebabkan anggaran NASA dipotong oleh pemerintah Amerika.

Selain itu, para astronaut membawa sampel batu bulan seberat 382 kilogram dengan lebih dari 2.000 sampel yang terpisah. Sampel-sampel itu saat ini diteliti oleh para ilmuwan diseluruh dunia. Adalah mustahil NASA mampu membuat batu bulan tiruan mengingat batu bulan memiliki karakteristik unik di mana ia terbentuk di lingkungan tanpa oksigen. Hingga saat ini, hanya ada 25 sampel meteorit bulan yang dimiliki (di luar 382 kg sampel yang dibawa pulang astronaut). Dan batu tersebut telah dibandingkan dan ternyata memiliki karakteristik yang sama.

Pada saat peluncuran misi Apollo 11, ada sekitar 3.500 wartawan dari seluruh dunia di Kennedy Space Center yang mengikuti proses peluncuran hingga pendaratan di bulan hingga kembali ke Bumi. Selain itu, lebih dari 400.000 karyawan bekerja pada proyek Apollo 11 hampir 10 tahun.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konspirasi_pendaratan_Bulan

Perang Nuklir pada Mahabharata

Gambarkan Perang Setara Nuklir Pernah Terjadi

Selasa, 29 Agt 2017 17:01 WIB  7,169x

PERISTIWA perang Mahabharata pada zaman India kuno kemungkinan besar merupakan sebuah perang berteknologi tinggi semacam perang nuklir. Pasalnya, bukti-bukti kerusakan akibat pe­rang itu menunjukkan hal tersebut.

Mahabharata, adalah sebuah wi­racarita India kuno yang terkenal, ber­bahasa Sansekerta, yang melu­kiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra dalam mem­perebutkan takhta kerajaan.

Bersama dengan Ramayana di­se­but sebagai 2 besar wiracarita In­dia, yang ditulis pada tahun 1500 SM, dan hingga kini sudah sampai sekitar lebih dari 3.500 tahun. Fakta se­jarah yang dicatat dalam buku ter­sebut, masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyele­saian bukunya, artinya peristiwa yang dicatat dalam buku, kejadian­nya hingga kini kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Buku ini telah mencatat kehidu­pan dua saudara sepupu yakni Ku­ra­wa dan Pandawa yang hidup di te­pian sungai Gangga, serta dua kali perang hebat antara kerajaan Alengka dan Astina. Namun yang membuat orang tidak habis pikir, kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat?

Dengan menggunakan tekno­logi perang tradisional, tidak mung­kin bisa memiliki kekuatan yang be­gitu besar. Spekulasi baru de­ngan berani menyebutkan pe­rang yang dilukiskan tersebut, kemung­kinan adalah semacam pe­rang nuklir!

Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah be­ra­ni, duduk dalam Weimana (sa­ra­na terbang yang mirip pesawat ter­bang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, se­macam senjata yang mirip rudal, ro­ket yang dapat menimbulkan se­kaligus melepaskan nyala api yang gen­car di atas wilayah musuh, se­perti hujan lebat yang kencang, me­ngepungi musuh, kekuatannya sa­ngat dahsyat.

Dalam sekejap, sebuah baya­ngan yang tebal dengan cepat ter­ben­tuk di atas wilayah Pandawa, ang­kasa menjadi gelap gulita, se­mua kompas yang ada dalam ke­gelapan menjadi tidak berfungsi, ke­mudian badai angin yang dah­syat mulai bertiup, disertai dengan debu pasir, burung-burung berci­cit ­panik seolah-olah langit runtuh, bu­mi merekah.

Matahari seolah-olah bergo­yang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi ber­gon­­cang, gunung bergoyang, di ka­wa­san darat yang luas, binatang-bi­natang mati terbakar dan berubah ben­tuk, air sungai kering keron­tang, ikan udang dan lainnya se­mua­nya mati.

Saat roket meledak, suaranya ba­gaikan halilintar, membuat pra­jurit musuh terbakar bagaikan ba­tang pohon yang terbakar hangus. Jika akibat yang ditimbulkan oleh sen­jata Arjuna bagaikan sebuah ba­dai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Aleng­ka juga merupakan sebuah le­dakan nuklir dan racun debu radioaktif.

Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan me­rasa ngeri: pasukan Alengka me­numpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke-3 kota pihak musuh.

Bertebaran

Rudal ini seperti mempunyai se­­ge­nap kekuatan alam semesta, te­rang­nya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Ma­yat yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan ku­ku rontok terkelupas, ba­rang-ba­rang porselen retak, bu­rung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi.

Demi untuk menghindari ke­matian, para prajurit terjun ke su­­ngai membersihkan diri dan sen­jatanya. Spekulasi perang Maha­bha­rata sebagai perang nuklir di­per­kuat dengan adanya pene­muan arkeologis.

Para arkeolog menemukan ba­nyak puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan ce­kung tidak merata.

Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling ren­dah 1.800 C. Bara api yang bia­sa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pe­dalaman India, orang-orang juga me­nemukan lebih banyak rerun­tu­han batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin se­perti kaca, lapisan luar perabot ru­mah tangga yang terbuat dari ba­tuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi.

Selain di India, Babilon kuno, gu­run sahara, dan guru Gobi di Mo­ngolia juga telah ditemukan rerun­tuhan perang nuklir prase­jarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis de­ngan batu kaca pada kawasan per­cobaan nuk­lir saat ini.

Semua temuan arkeologis ini se­suai dengan catatan sejarah yang turun-temurun, ilmuwan bisa me­ngetahui bahwa manusia juga per­nah mengembangkan peradaban ting­gi di India pada 5.000 tahun silam.

Bahkan mengetahui cara meng­gunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan de­ngan sewenang-wenang, sehing­ga mereka meng­alami kehancuran.

Sebagai perbandingan, reaktor nuk­lir pada 2 miliar tahun silam per­nah dimanfaatkan di Oklo, Af­rika Selatan. Manusia dapat me­man­faatkan nuklir untuk tujuan da­mai, sekaligus memanfaatkan to­po­grafi alam menimbun limbah nuk­­lir, peradaban materiil taraf ting­­gi ini jelas dikembangkan me­lalui peradaban jiwa yang relatif tinggi, beroperasi selama 500 ribu ta­hun, mewakili perdamaian dan ke­makmuran 500 ribu tahun.

Kalau tidak, penggunaan senjata nuklir yang saling menyerang se­perti wiracarita yang dilukiskan da­lam peradaban India kuno, mung­kin jika tidak hancur dalam 50 tahun, akan mengalami penghan­cu­ran dengan sendirinya!

Teknologi reaktor nuklir pada ma­nusia modern baru beberapa da­sawarsa saja ditemukan, hanya de­mi masalah limbah nuklir saja telah men­jadi topik perdebatan tiada hen­ti, apalagi memperdebatkan yang lain­nya, orang sekarang benar-be­nar harus merasa malu de­ngan ma­nusia zaman prasejarah untuk hal seperti ini.

https://analisadaily.com/berita/arsip/2017/8/30/405753/gambarkan-perang-setara-nuklir-pernah-terjadi/


Fakta Ilmiah Adanya Perang Mahabharata (Perang Nuklir Zaman Prasejarah?)

# Epos Mahabarata

Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan Pandu dan Dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang saya dapatkan, epos ini ditulis pada tahun 1500 SM. Namun fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya. Artinya peristiwa yang dicatat dalam buku ini diperkirakan terjadi pada masa ±5000 tahun yang silam.

Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga meskipun akhirnya berperang di Kurukshetra. Namun yang membuat orang tidak habis berpikir adalah kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Padahal jika dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki kekuatan yang sebegitu besarnya.

Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir! Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh. seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, dan kekuatannya sangat dahsyat.

Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup wuuus..wuuus.. disertai dengan debu pasir. Burung-burung bercicit panik seolah-olah langit runtuh, bumi merekah. Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.

Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.

Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 antara Rama dan Rahwana lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke ketiga kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku rontok terkelupas, barang-barang porselen retak, burung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.

Banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata adalah semacam perang NUKLIR!!

Tapi, benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir? Sedangkan masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa prasejarah dimana peradaban Sumeria dianggap peradaban tertua didunia tidak ditemukan kemajuan semacam ini?

Namun selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.

Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.

# Penelusuran fakta ilmiah

Akhir-akhir ini perhatian saya tertuju pada sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM.

Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000 SM). Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya ‘Seven Rishi City’ yg salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).

Dalam suatu cuplikan cerita dalam Epos Mahabarata dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, lalu dalam sekejap bumi bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi diatas cakrawala, dalam detik itu juga akibat kekuatan ledakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan menghanguskan semua apa saja yang ada disitu.

Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu?

Ada beberapa penelitian yang berusaha menguak tabir misteri kehidupan manusia di masa lampau ini. Tentang bagaimana kehidupan sosial hingga kemajuan ilmu dan teknologi mereka. Beberapa waktu belakangan banyak hasil penelitian yang mengejutkan. Dan dari berbagai sumber yang telah saya pelajari, secara umum penggambaran melalui berbagai macam teori dan penelitian mengenai subyek ini telah pula memberikan beberapa bahan kajian yang menarik, antara lain adalah:

Permulaan sebelum dua milyar tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini teryata telah terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian maju namun akhirnya menuju pada sebuah kebinasaan? Dan penyebab kebinasaan itu adalah tiada lain akibat peperangan yang pernah terjadi.

Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan (30.000-15.000 SM). Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).

Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir.

Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar. Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.

Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir (Foto: relief jenis pesawat di Piramida Mesir di bawah ini) dan Amerika Selatan.

Dari hasil riset dan penelitian yang dilakukan ditepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 °C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan didalam bangunan juga telah dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.

Bukti ilmiah peradaban Veda. Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil maupun artefak- alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti menunjukkan bahwa peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta bahkan miliaran tahun yang lalu. Bukti-bukti tersebut diungkapkan oleh Michael Cremo, seorang arkeolog senior, peneliti dan juga penganut weda dari Amerika, dengan melakukan penelitian lebih dari 8 tahun.

Dari berbagai belahan dunia termasuk juga dari Indonesia telah dapat mengungkapkan misteri peradaban weda tersebut secara bermakna. Laporan tersebut ditulis dalam beberapa buku yang sudah diterbitkan seperti ; Forbidden Archeology, The Hidden History of Human Race, Human Devolution: A Vedic alternative to Darwin’s Theory, terbitan tahun 2003. Dalam buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak- peninggalan berupa kendi, alas kaki, alat masak dan sebagainya yang telah berusia ratusan juta tahun bahkan miliaran tahun, dibuat oleh manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat oleh kera atau primata yang lebih rendah.

Dari buku-buku tersebut juga ditemukan adanya manipulasi beberapa arkeolog dengan mengubah dimensi waktunya, hal ini bertujuan untuk mendukung teori evolusi Darwin, karena kenyataannya teori evolusi masih sangat lemah. Bukti ilmiah sudah dengan jelas menyatakan bahwa peradaban weda telah ada miliaran tahun. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa perang besar di tanah suci Kukrksetra, kota Dwaraka, sungai suci Sarasvati dan sebagainya merupakan suatu peristiwa sejarah, bukan sebagai mitologi. Setiap kali kongres para arkeolog dunia selalu menyampaikan bukti-bukti baru tentang peradaban Barthavarsa purba. Dibawah ini ditampilkan sekelumit dari bukti ilmiah tersebut.

Sebenarnya masih banyak bukti ilmiah lainnya yang menunjukkan peradaban weda tersebut, sehingga Satya yuga, Tretha yuga, Dvapara yuga dan Kali yuga dengan durasi sekitar 4.320.000 tahun merupakan suatu sejarah peradaban manusia modern yang memegang teguh perinsip dharma.

Perang Bharatayuda. Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di Kuruksetra merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. Sekarang para peneliti hanya ingin menentukan tanggal yang pasti tentang peristiwa tersebut. Dari hasil pengamatan beserta bukti-bukti ilmiah. Dari berbagai estimasi maka dibuatlah suatu usulan peristiwa-peristiwa sebagai berikut:

* Sri Krishna tiba di Hastinapura diprakirakan sekitar 28 September 3067 SM

* Bhishma pulang ke dunia rohani sekitar 17 Januari 3066 SM

* Balarama melakukan perjalanan suci di sungai Saraswati pada bulan Pushya 1 Nov. 1, 3067 SM

* Balarama kembali dari perjalanan tersebut pada bulan Sravana 12 Dec. 12, 3067 SM

* Gatotkaca terbunuh pada 2 Desember 3067 SM.

Dan banyak lagi penanggalan peristiwa-peristiwa penting sudah di kalkulasi.

* Kota kuno Dvaraka. Demikian juga keberadaan kota Dvaraka yang dulu menjadi misteri, kota tersebut disebutkan dalam Mahabharata bahwa Dvaraka tenggelam di pantai. Doktor Rao adalah seorang arkeolog senior yang dengan tekun menyelidiki dengan “marine archaeology” dan hasilnya ditemukannya reruntuhan kota bawah laut, beserta ornamennya, didaerah Gujarat. Dwaraka, kota kerajaan Sri Krishna masa lalu.

* Sungai Sarasvati. Keberadaan kota purba Harrapa dan Mohenjodaro serta keberadaan sungai suci Sarasvati telah dijumpai dalam Rig Weda, namun tidak diketahui keberadaannya, kemudian oleh NASA dengan pemotretan dari luar angkasa ternyata dijumpai sebuah lembah yang merupakan bekas sungai yang telah mengering, namun dalam kedalaman tertentu masih tampak ada aliran air di wilayah Pakistan yang bermuara ke lautan Arab, arahnya sesuai dengan yang digambarkan dalam sastra.

* Jembatan Alengka. Pemotretan luar angkasa yang dilakukan oleh NASA telah menemukan adanya jembatan mistrius yang menghubungkan Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India) sepanjang 30 Km, dengan lebar sekitar 100 m, tampak pula jembatan tersebut buatan manusia dengan umur sekitar 1.750.000 tahun. Angka ini sesuai dengan sejarah Ramayana yang terjadi pada Tretha yuga. Sekarang sedang diteliti jenis bebatuannya. Jadi Ramayana itu adalah ithihasa (sejarah), bukan merupakan dongeng.

Citra dari Rama Brige sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut) dengan lebar hampir 100 m.

Tahun 1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa semakin memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah mengalami era Nuklir yaitu penemuan tambang Reaktor Nuklir berusia dua miliyar tahun di Oklo, Republik Gabon.

* Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.

Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir, manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir!

Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua milyar tahun yang lalu setelah adanya bukti data geologi dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir.

Sekaligus membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia. Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara penggunaannya.

Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun. Kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.

Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif. Masa primitif ini berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.

Lagi-lagi perang dan haus kekuasaanlah yang mengakibatkan manusia menjadi terpuruk. Dan hal ini patut kita renungkan lebih seksama sebagai buah pelajaran bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini?

Saudaraku, sebagai manusia sekarang, jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah barang tentu kita pun tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut kita renungkan dalam-dalam sebagai upaya tidak mengulangi kesalahan fatal yang pernah dilakukan.

https://manacikapura.wordpress.com/tattwa/fakta-ilmiah-adanya-perang-mahabharata-perang-nuklir-zaman-prasejarah/


Bharatayudha, Sebuah Perang Nuklir?

Sumber:website

Mahabharata, adalah sebuah wiracarita India kuno yang terkenal, berbahasa Sansekerta, yang melukiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra dalam memperebutkan takhta kerajaan. Bersama dengan Ramayana disebut sebagai 2 besar wiracarita India, yang ditulis pada tahun 1500 SM, dan hingga kini sudah sampai sekitar lebih dari 3.500 tahun.

Fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut, masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya, artinya peristiwa yang dicatat dalam buku, kejadiannya hingga kini kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang silam.

Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga, serta dua kali perang hebat antara kerajaan Alengka dan Astina. Namun yang membuat orang tidak habis pikir, kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki kekuatan yang begitu besar. Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir!

Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal, roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, kekuatannya sangat dahsyat.

Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup, wuuus.... wuuus...., disertai dengan debu pasir, burung-burung bercicit panik... seolah-olah langit runtuh, bumi merekah.

Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus. Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.

Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke-3 kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku rontok terkelupas, barang-barang porselen retak, burung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.

Spekulasi perang Mahabharata sebagai perang nuklir diperkuat dengan adanya penemuan arkeologis. Para arkeolog menemukan banyak puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.

Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun, kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.

Sebagai perbandingan, reaktor nuklir pada 2 miliar tahun silam pernah dimanfaatkan di Oklo, Afrika Selatan. Manusia dapat memanfaatkan nuklir untuk tujuan damai, sekaligus memanfaatkan topografi alam menimbun limbah nuklir, peradaban materiil taraf tinggi ini jelas dikembangkan melalui peradaban jiwa yang relatif tinggi, beroperasi selama 500 ribu tahun, mewakili perdamaian dan kemakmuran 500 ribu tahun. Kalau tidak, penggunaan senjata nuklir yang saling menyerang seperti wiracarita yang dilukiskan dalam peradaban India kuno, mungkin jika tidak hancur dalam 50 tahun, akan mengalami penghancuran dengan sendirinya!

Teknologi reaktor nuklir pada manusia modern baru beberapa dasawarsa saja ditemukan, hanya demi masalah limbah nuklir saja telah berdebat tiada henti, apalagi memperdebatkan yang lainnya, kita benar-benar harus merasa malu dengan manusia zaman prasejarah untuk hal seperti ini.

https://m.facebook.com/media/set/?set=a.128854857676&type=3&comment_id=10151603615052677


5 Senjata Paling Sakti di Perang Mahabharata, Daya Ledaknya Setara Bom Atom dan Nuklir di Zaman Modern 

Ken Supriyono - 10 Februari 2022, 11:27 

Semua kesatria yang dikisahkan dalam Mahabharata hampir semuanya hebat dan memiliki senjata dari anugerah Dewa. Senjata itu konon ada yang setara dengan bom atom dan nuklir serta persenjataan dalam peperangan zaman modern. Dalam Mahabharata dikisahkan, para kesatria hebat itu memiliki kemampuan menyusun perang dan menggunakan senjata-senjata sakti dari anugerah Dewa itu. Karenanya, dalam peperangan di Kuruksetra Mahabharata selama 18 hari banyak berjatuhan korban jiwa dari kedua belah pihak, baik Kurawa dan Pandawa. Konon hingga jutaan jiwa melayang. 

Hal itu tak lepas dari senjata sakti yang digunakan para kesatria yang dalam medan peperangan Mahabharata. Berikut 5 Senjata Terkuat dalam kisah Mahabharata yang dilansir dari Widya Bali Channel: 

1. Panah Pasopati 

Panah Pasopati merupakan anugerah Dewa Siwa kepada Arjuna, yang telah melakukan tapa di Gunung Indra Kila saat menjalani pengasingan selama 12 tahun. Panah dengan berbentuk ujung bulang sabit itu pernah digunakan Dewa Siwa untuk menghancurkan Benteng Tritpura, yang merupakan tiga benteng besar Kota Asura. Arjuna yang Tanpa Senjata saat Perang di Kuruksetra Mahabharata Di tangan Arjuna, Pusaka Pasopati sangat perkasa. Dengan keahliannya, ia mampu membinasahkan Prabu Nirwanakaca, pemimpin Asura. Dalam perang Mahabharata, Arjuna menggunakan Panah Pasopati untuk membunuh Raja Jayadrata. Juga untuk mengalahkan Karna Raja Angga di medan kuruksetra. 

2. Panah Indrastra atau Vasavi Shakti 

Panah Indrastra atau yang disebut Konta Wijaya dalam tradisi wayang Jawa, merupakan pusaka sakti anugerah Dewa Indra kepada Karna. Karna mendapatkannya ketika ia memberikan baju besi dan anting dari Dewa Surya kepada Dewa Indra yang menyamar sebagai Brahmana miskin. Baca Juga: Alasan Kresna Membantu Pandawa Membunuh Karna, Bisma dan Guru Drona dalam Perang Mahabharata Panah Indrastra hanya dapat digunakan sekali saja. Saat perang Kuruksetra, Karna berniat menggunakan senjata itu untuk mengalahkan Arjuna dalam ketangkasan memanah. Namun, Duryodana yang terdesak memerintah Karna menggunakan senjata itu untuk membinasahkan Gatutkaca, yang banyak membinasahkan pasukan Kurawa. Hingga dalam keadaan terpaksa, Karna menggunakan Panah Indrastra untuk memanah Gatutkaca. Putra Bima yang perkasa itu pun kalah dan akhirnya tewas setelah panah Indrastra atau dikenal Vasavi Shakti menancap di dada Gatutkaca. 

3. Busur Gandiwa 

Busur Gandiwa merupakan anugerah Dewa Waruna kepada Arjuna melalui restu Dewa Agni. Busur Gandiwa menjadi senjata andalan bagi Arjuna. Baca Juga: Selain Arjuna dan Karna, Ini Nama-nama Kesatria Pemanah Hebat dalam Kisah Mahabharata Senjata suci ini pernah digunakan untuk mengusir raja ular dari Kandawa Prasta. Hutan sesungguhnya hutan itu merupakan ilusi dari Mayasura ketika Pandawa akan membangun Indraprasta. Busur itu dilengkapi kantung anak panah yang isinya tidak pernah habis, sehingga menjadikan Arjuna mampu menghebaskan anak panah secara beruntun layaknya laras panjang modern. 

4. Pusaka Brahmastra 

Senjata maha dasyat ini berbentuk anak panah dengan daya ledak luar biasa. Bahkan ledakan Brahmastra digambarkan setara dengan bom atom atau bom nuklir dalam zaman modern. Senjata ini merupakan anugerah Dewa Brahma. Ada banyak kesatria hebat yang mampu memanggil senjata ini. Di antaranya, Sri Rama, Parasurama, Guru Drona, Bisma, Aswatama dan Arjuna. Untuk menggunakan pusaka suci ini seorang kesatria harus membacakan mantra suci. Senjata itu akan membidik targetnya dan tidak akan pernah meleset dari sasaran. 

5. Cakra Sudarsana 

Senjata ini menyerupai piringan cakra berputar. Pusaka sakti ini adalah senjata Dewa Wisnu. Dalam kitab Mahabharata dijelaskan bahwa Sri Kresna adalah perwujudan langsung dewa pencipta, yaitu Dewa Wisnu, yang memiliki senjata tersebut. Sri Kresna pernah menggunakan Cakra Sudarsana untuk membunuh Sisupala yang sering bertindak adharma. Namun dalam perang Kuruksetra Mahabharata, Kresna tidak menggunakan senjata suci tersebut. Sebab, ia hanya menjadi kusir kereta dan penasehat bagi Arjuna tanpa angkat senjata.***

https://serangnews.pikiran-rakyat.com/lensa/pr-1203700074/5-senjata-paling-sakti-di-perang-mahabharata-daya-ledaknya-setara-bom-atom-dan-nuklir-di-zaman-modern?page=all