Sunday, May 5, 2024

Ada Apa dengan Bata?



Pabrik sepatu Bata di Purwakarta yang ditutup adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh industri alas kaki di Indonesia secara keseluruhan. Pandemi telah memperparah kondisi yang sudah sulit, dan hal ini tercermin dalam berbagai aspek, mulai dari penurunan permintaan pelanggan hingga penurunan penjualan. Tantangan ini diperparah lagi oleh masalah inflasi pangan yang mempengaruhi daya beli konsumen.

Penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, menandai akhir dari tiga dekade operasi perusahaan tersebut. Alasan di balik keputusan tersebut adalah penurunan permintaan terhadap produk sepatu Bata di Indonesia. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang mencatat penjualan neto yang menurun pada tahun 2023, disertai dengan peningkatan kerugian bersih.


Penurunan permintaan produk dari pabrik Purwakarta menjadi faktor utama dalam keputusan untuk menutup pabrik tersebut. Kapasitas produksi pabrik tersebut jauh melebihi kebutuhan yang dapat diperoleh dari pemasok lokal di Indonesia.

Perusahaan mengaku telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk mengatasi kerugian yang terjadi. Namun, tantangan yang dihadapi sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020, bersama dengan perubahan perilaku konsumen yang cepat, membuat keberlanjutan operasional pabrik tersebut menjadi tidak memungkinkan.

Sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020, BATA telah berjuang menghadapi tantangan industri serta perubahan perilaku konsumen yang cepat. Meskipun telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir, namun penurunan permintaan produk dari pabrik Purwakarta yang terus berlangsung membuat perusahaan tidak dapat melanjutkan produksi di lokasi tersebut. Kapasitas produksi pabrik yang jauh melebihi kebutuhan dari pemasok lokal di Indonesia juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan ini.

Penutupan pabrik tersebut disampaikan oleh manajemen BATA melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dengan alasan berkurangnya permintaan produk seiring dengan persaingan ketat dan pergeseran selera konsumen. 


Hal ini memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi industri alas kaki di dalam negeri. Beberapa merek, terutama yang menargetkan segmen menengah ke bawah, mengalami penurunan penjualan, yang berdampak langsung pada produsen alas kaki.

Sementara itu, penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta disebabkan oleh masalah pesanan yang sepi, yang mengakibatkan defisit yang harus ditanggung oleh perusahaan. Meskipun demikian, Bata tetap berusaha menjalankan bisnisnya di Indonesia, terutama di sektor ritel.

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah menutup operasional pabrik sepatunya di Purwakarta setelah mengalami kerugian selama empat tahun terakhir. Tantangan industri, mulai dari perubahan perilaku konsumen hingga penurunan permintaan produk, membuat perusahaan tidak mampu untuk melanjutkan produksi di pabrik tersebut.

Kondisi keuangan BATA juga mencerminkan kesulitan yang dihadapi, dengan kerugian yang meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, sementara penjualan bersihnya juga mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh industri alas kaki di Indonesia sedang mengalami masa sulit yang memerlukan solusi yang komprehensif.

Keputusan ini diambil setelah evaluasi menyeluruh dan kesepakatan dari pihak-pihak terkait. Perusahaan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra yang terkena dampak dari penutupan pabrik ini.

Secara finansial, BATA mencatat penjualan neto yang menurun pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, disertai dengan peningkatan rugi bersih yang signifikan. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.


Sejarah panjang sepatu Bata di Indonesia dimulai sejak tahun 1931, ketika merek tersebut hadir di Indonesia melalui kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch. Meskipun sering dianggap sebagai produk asli Indonesia, sepatu Bata sejatinya berasal dari Republik Ceko, didirikan oleh Tomas Bata. Pabrik sepatu pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1937 di Jakarta, dengan produksi sepatu dimulai pada tahun 1940.

Pabrik Bata di Purwakarta telah beroperasi sejak 1994, dan penutupan produksi resmi diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024. Ini adalah langkah yang memilukan bagi karyawan yang terkena dampaknya, dan juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh industri alas kaki secara keseluruhan di tengah perubahan dalam pola konsumsi dan kondisi pasar.


Dengan penutupan pabrik di Purwakarta, perjalanan panjang sepatu Bata di Indonesia memasuki babak baru. Meskipun demikian, merek tersebut tetap dikenal dengan tagline "Back to School" dan telah melayani berbagai segmen pasar selama bertahun-tahun.

Penutupan pabrik BATA di Purwakarta tidak hanya mencerminkan perubahan dalam industri alas kaki, tetapi juga menggambarkan dinamika yang kompleks di pasar dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam menghadapi perubahan dalam preferensi konsumen dan persaingan pasar.


Sumber :

https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/05/093000765/setelah-30-tahun-beroperasi-pabrik-sepatu-bata-di-purwakarta-tutup?page=all.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20240505/257/1762975/pabrik-sepatu-bata-tutup-asosiasi-buka-bukaan-kondisi-industri-alas-kaki-ri

https://industri.kontan.co.id/news/permintaan-anjlok-pabrik-sepatu-bata-bata-di-purwakarta-berhenti-beroperasi

https://news.republika.co.id/berita/sd0kis425/pabrik-sepatu-bata-di-purwakarta-tutup-lebih-dari-200-karyawan-kena-phk#google_vignette

No comments:

Post a Comment